
Mayday Mayday! Perang Baru Pecah di Asia, Seret Sekutu Putin

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan kembali terjadi di wilayah Asia. Konflik bersenjata kembali melibatkan dua negara tetangga yang berseteru, Armenia dan Azerbaijan.
Pada Selasa, (20/6/2023), Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan Armenia menembaki posisi tentara Azerbaijan di daerah perbatasan distrik Sadarak. Tentara Yerevan juga disebut menembaki posisi tentara Azerbaijan di dekat Susha di wilayah Nagorno-Karabakh, yang menjadi titik nyala konflik keduanya.
"Unit angkatan bersenjata Armenia menembaki posisi tentara Azerbaijan dari berbagai senjata kecil," tulis pernyataan Kementerian Pertahanan Azerbaijan, dikutip Reuters.
Armenia dan Azerbaijan terlibat dalam sengketa wilayah Nagorno-Karabakh sejak 1991. Pada tahun 2020, Azerbaijan merebut kendali atas wilayah yang telah dikuasai oleh etnis Armenia itu dan membatasi akses ke satu-satunya jalan yang menghubungkan Nagorno-Karabakh dengan Yerevan.
Baku bulan lalu juga mendirikan pos pemeriksaan di sepanjang jalan dengan alasan Armenia, menggunakan rute untuk mengirim senjata ke Nagorno-Karabakh. Ini sesuatu yang dibantah oleh Yerevan.
Adapun, Armenia merupakan anggota dari aliansi pertahanan pimpinan Rusia, CSTO. Meski begitu, Rusia belum secara terang-terangan memberi dukungan pertahanan bagi Yerevan, memancing Negeri Tanah Nuh untuk mengancam keluar dari pakta itu.
Dalam situasi ini, Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan pada Maret lalu menyebut CSTO telah meninggalkan negaranya. Ia bahkan memberi sinyal menyambut negara lain, seperti Amerika Serikat dan Jerman, yang notabenenya rival Moskow, untuk membantu menengahi pembicaraan damai.
Tak lama setelah itu, Presiden Rusia Vladimir Putin akhir bulan lalu mengambil peran untuk menjadi mediator dan inisiator damai. Ia menyebut Rusia akan membantu kedua belah pihak untuk membuang seluruh persoalan yang masih mengganjal atas kedua negara itu.
Menurut Putin, ketiga pihak yakni kedua negara plus Rusia telah membahas isu komunikasi dan transportasi secara rinci terkait wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan keduanya. Ia berpandangan bahwa hal ini merupakan isu teknis, sementara secara garis besar ia optimis perdamaian akan terwujud.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas Pecah Perang Baru di Asia, Libatkan Sekutu Putin!
