Internasional

Awas Pecah Perang Baru di Asia, Libatkan Sekutu Putin!

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
06 March 2023 16:00
Protesters gather near the parliamentary building during a protest against an agreement to halt fighting over the Nagorno-Karabakh region, in Yerevan, Armenia, Wednesday, Nov. 11, 2020. Thousands of people flooded the streets of Yerevan once again on Wednesday, protesting an agreement between Armenia and Azerbaijan to halt the fighting over Nagorno-Karabakh, which calls for deployment of nearly 2,000 Russian peacekeepers and territorial concessions. Protesters clashed with police, and scores have been detained. (AP Photo/Dmitri Lovetsky)
Foto: Demo terhadap kesepakatan untuk menghentikan pertempuran atas wilayah Nagorno-Karabakh, di Lapangan Kebebasan di Yerevan, Armenia, Rabu, 11 November 2020. (AP / Dmitri Lovetsky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi geopolitik dunia kembali memanas. Selain perang antara Rusia-Ukraina, kali ini potensi perang mulai menjalar di Benua Asia, khususnya wilayah Pegunungan Kaukasus.

Konflik baku tembak terjadi antara Armenia dan Azerbaijan pada Minggu, (5/3/2023). Dalam kejadian itu, 5 orang dari kedua pihak dilaporkan tewas.

Baku tembak terjadi di wilayah Nagorno-Karabakh. Wilayah ini adalah titik fokus dari perang sebanyak dua kali yang mengadu Azerbaijan melawan Azerbaijan dalam lebih dari 30 tahun terakhir sejak kedua negara bekas Soviet itu muncul.

Kementerian pertahanan Azerbaijan mengatakan dua prajurit tewas dalam baku tembak setelah pasukannya menghentikan konvoi yang diduga membawa senjata dari kota utama kawasan itu ke daerah-daerah terpencil. Dikatakan, konvoi itu telah menggunakan jalan yang tidak sah.

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Armenia mengatakan tiga pejabat dari kementerian dalam negeri Karabakh tewas. Dikatakan konvoi itu membawa dokumen dan pistol untuk layanan keamanan.

"Tuduhan Azerbaijan adalah sesuatu yang 'tidak masuk akal' terkait muatan senjata," ujar lembaga resmi milik Yerevan itu dikutip Channel News Asia, Senin, (6/3/2023).

Nagorno-Karabakh telah lama diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, meskipun populasinya sebagian besar terdiri dari etnis Armenia.

Pasukan Armenia menguasai Karabakh dalam perang yang mencengkeram wilayah itu saat pemerintahan Soviet runtuh pada awal 1990-an. Azerbaijan merebut kembali sebagian besar wilayah dalam konflik enam minggu pada tahun 2020.

Konflik itu pun berakhir dengan gencatan senjata dan pengiriman pasukan penjaga perdamaian Rusia, yang tetap berada di wilayah tersebut. Diketahui, Armenia merupakan sekutu Moskow dalam aliansi militer Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO).

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan telah bertemu beberapa kali sebagai bagian dari upaya untuk menyelesaikan konflik tersebut. Namun, kekerasan bersenjata yang sering terjadi merusak upaya perdamaian.

Selama tiga bulan terakhir, aktivis lingkungan Azerbaijan telah memblokade koridor Lachin yang menghubungkan Armenia dan Nagorno-Karabakh. Mereka menyebut pihaknya menentang operasi penambangan di wilayah tersebut. Namun, Yerevan mengatakan para pengunjuk rasa adalah aktivis politik yang bertindak atas perintah otoritas pusat di Baku.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan China-Taiwan, Perang Baru di Asia Libatkan Sekutu Putin

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular