Jokowi Minta Pabrik Tembaga Freeport Tuntas Mei 2024

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Selasa, 20/06/2023 16:18 WIB
Foto: Jokowi kunjungi smelter Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur. (CNBC Indonesia/Verda Nano Setiawan)

Gresik, CNBC Indonesia - Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) sore ini, Selasa (20/6/2023) mengunjungi proyek pembangunan Smelter Tembaga atau fasilitas pengolahan tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur, untuk melihat progres pembangunan smelter tersebut.

Presiden Jokowi mengatakan bahwa dia meminta agar proyek tersebut bisa segera rampung sebelum Mei 2024 mendatang. "Kita harapkan semuanya selesai sebelum Mei 2024," ujar Jokowi saat mengunjungi proyek pembangunan smelter Freeport, Gresik, Selasa (20/6/2023).

Selain itu, Presiden Jokowi mengatakan bahwa nantinya smelter tersebut bisa menampung kapasitas konsentrat tembaga hingga 1,7 juta ton per tahun. Di samping itu, Presiden Jokowi mengatakan bahwa dari kapasitas tampung tersebut, nantinya akan dihasilkan hingga 600 ribu ton katoda tembaga per tahunnya.


"Di sini mempunyai kapasitas produksi konsentrat (tembaga) 1,7 juta ton per tahun yang menghasilkan katoda tembaga 600 ribu ton per tahun," tambahnya.

Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi juga didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir.

Juga Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia dan juga Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

Berdasarkan bahan paparan PT Freeport Indonesia, saat ini progres pembangunannya sudah mencapai 70,6%.

Pabrik tembaga ini adalah milik PT Freeport Indonesia (PTFI) yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus Industri Java Integrated dan Industrial Port Estate (KEK JIIPE) Manyar, Gresik, Jawa Timur.

Adapun, proyek smelter tembaga ini terus mengalami kemajuan yang signifikan. Bahkan hingga akhir Mei 2023 progres pembangunannya telah mencapai 70,6%.

Selain itu, pelaksanaan proyek yang telah mencapai 70,6% ini, setidaknya biaya yang sudah dikeluarkan perusahaan mencapai US$ 2,2 miliar atau sekitar Rp 33 triliun. Biaya tersebut mulai untuk pemadatan tanah hingga pemasangan tiang pancang.

Sementara itu, progres yang telah berjalan pada pembangunan smelter tembaga tersebut diantaranya pembangunan tiang pancang selesai 100%, pekerjaan beton 67%, instalasi baja 36%, instalasi baja di area tangki 32%, dan pembangunan pelabuhan sudah 98,6%.

Smelter yang di gadang-gadang sebagai smelter single line atau satu jalur terbesar di dunia ini diklaim mampu menyerap konsentrat tembaga sebanyak 1,7 juta ton per tahun. Nantinya, produk katoda tembaga yang dihasilkan bisa mencapai 600 ribu ton per tahun.

Selain menghasilkan produk katoda tembaga, smelter ini kelak akan menghasilkan produk sampingan diantaranya produk yang terkandung dalam lumpur anoda yakni emas dan perak murni sebanyak 6 ribu ton per tahun.

Produk sampingan lainnya yaitu asam sulfat sebanyak 1,5 juta ton per tahun, terak tembaga sebanyak 1,3 juta ton per tahun, dan gipsum sebanyak 150 ribu ton per tahun.

Secara kumulatif tenaga kerja untuk proyek pembangunan smelter akan menyerap tenaga kerja hingga sekitar 40 ribu pekerja. Pada saat beroperasi nantinya, smelter kedua Freeport ini membutuhkan sekitar 1.500 pekerja.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bupati Bulungan Ungkap Nasib Proyek Industri Warisan Jokowi