
2 Smelter Tuntas, Jokowi Pastikan Ekspor Tembaga Disetop 2024

Gresik, CNBC Indonesia - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memastikan Indonesia bakal menyetop ekspor tembaga pada 2024 mendatang. Hal ini jika dua smelter milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) dan PT Freeport Indonesia (PTFI) rampung.
Hal ini diungkapkan Presiden ketika memberi sambutan acara peletakan batu pertama Pabrik Foil Tembaga PT Hailiang Nova Material Indonesia, di Gresik, Jawa Timur, Selasa (20/6/2023).
Jokowi menyebut smelter milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara dan PT Freeport Indonesia bakal rampung pada Mei 2024 mendatang. "Kalau 2 perusahaan besar ini selesai smelternya artinya kita tidak lagi ekspor bahan mentah tembaga," kata Jokowi ketika memberikan sambutan.
Jokowi menjelaskan tembaga mentah itu nantinya akan digunakan untuk menjadikan produk jadi atau setengah jadi, seperti katoda tembaga yang nilainya bisa berlipat ganda. Begitu juga dengan kesempatan kerja di dalam negeri juga akan bertambah.
Ia juga bercerita sebelumnya telah melakukan tinjauan ke smelter milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara di Nusa Tenggara Barat, guna melihat progres pembangunan yang sudah lebih dari 51%. "Artinya Mei tahun depan (2024) smelter itu akan selesai," kata Jokowi.
Di mana nantinya smelter milik PT AMNT itu memiliki kapasitas produksi mencapai 900 ribu ton per tahun.
Sedangkan hari ini, Selasa (20/6/2023) Jokowi juga akan melakukan kunjungan pada smelter milik PT Freeport Indonesia. Guna melihat progres pembangunan yang sudah dilakukan. Jika sesuai dengan laporan yang diterima, Jokowi memastikan smelter ini juga akan beroperasi pada pertengahan tahun depan.
"Selesainya sudah berapa persen, jangan-jangan tidak ada progres, tidak ada perkembangan," katanya.
"Kalau memang setelah ini saya cek yang saya dengar itu lebih dari 60%, sehingga kita harapkan Mei 2024 PT Freeport Indonesia juga bisa menyelesaikan smelternya," tambahnya.
Untuk diketahui, PT Freeport Indonesia sebelumnya sudah membeberkan progres smelter smelternya tembaga miliknya. Bahkan hingga akhir Mei 2023 progres pembangunannya telah mencapai 70,6%.
Adapun dengan pelaksanaan proyek yang telah mencapai 70,6% ini, setidaknya biaya yang sudah dikeluarkan perusahaan mencapai US$ 2,2 miliar atau sekitar Rp 33 triliun. Biaya tersebut mulai untuk pemadatan tanah hingga pemasangan tiang pancang.
Smelter yang di gadang-gadang sebagai smelter single line atau satu jalur terbesar di dunia ini diklaim mampu menyerap konsentrat tembaga sebanyak 1,7 juta ton per tahun. Nantinya, produk katoda tembaga yang dihasilkan bisa mencapai 600 ribu ton per tahun.
Selain menghasilkan produk katoda tembaga, smelter ini nantinya akan menghasilkan produk sampingan diantaranya produk yang terkandung dalam lumpur anoda yakni emas dan perak murni sebanyak 6 ribu ton per tahun.
Produk sampingan lainnya yaitu asam sulfat sebanyak 1,5 juta ton per tahun, terak tembaga sebanyak 1,3 juta ton per tahun, dan gipsum sebanyak 150 ribu ton per tahun.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Sudah Setop Ekspor Nikel & Bauksit, Giliran Tembaga!
