Gaya Baru, Pedagang Tanah Abang Berjualan Pakai Tripod & HP

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
20 June 2023 17:40
Fenomena baru para pedagang Pasar Tanah Abang melakukan live streaming untuk menjual barang dagangnya. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Fenomena baru para pedagang Pasar Tanah Abang melakukan live streaming untuk menjual barang dagangnya. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Karena mengikuti perkembangan zaman, kini cara berjualan para pedagang di Pasar Tanah Abang sudah mulai berubah. Jika sebelumnya para pedagang berlomba menawarkan dagangannya, sekarang para pedagang melakukannya melalui siaran langsung alias live selling di media sosial.

Dengan hanya menggunakan ponsel dan tripod, para pedagang sudah bisa memasarkan dagangannya ke seluruh wilayah di Indonesia. Para pedagang memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan penjualannya, sebab bila hanya mengandalkan penjualan offline saja omzet yang diperoleh tidak akan sebesar jika mereka melakukan live selling juga.

Bahkan, tidak hanya satu ponsel saja yang digunakan pedagang dalam berjualan, mereka ada yang sampai menggunakan tiga ponsel untuk melakukan live.

Seperti halnya yang dilakukan oleh Mila, pegawai toko yang berada di lantai 7 Blok A Pasar Tanah Abang. Dia mengungkapkan bahwa dirinya mulai berjualan secara live di media sosial sejak pandemi Covid-19 menyerang Indonesia.

"Sudah dari pas kita Covid, kan toko-toko disuruh tutup total, nah si bos itu putar otak lah gimana ini caranya supaya karyawan itu gak harus dipecat terus ada pemasukan, akhirnya kita inisiatif untuk melakukan live," ujar Mila kepada CNBC Indonesia saat ditemui di lokasi, Selasa (20/6/2023).

"Kita live di Instagram, TikTok, sama Shopee," lanjutnya.

Fenomena baru para pedagang Pasar Tanah Abang melakukan live streaming untuk menjual barang dagangnya. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Foto: Fenomena baru para pedagang Pasar Tanah Abang melakukan live streaming untuk menjual barang dagangnya. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Fenomena baru para pedagang Pasar Tanah Abang melakukan live streaming untuk menjual barang dagangnya. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Mila mengaku bahwa awalnya dia dan bos hanya mengikuti para pedagang lain yang juga melakukan live selling, sekaligus mengikuti perkembangan zaman yang ada.

"Kalau sebelumnya kita memang sudah berjualan di aplikasi, cuma kita belum live, jadi karena situasinya seperti ini terus kita ngikutin yang lainnya suka live juga, jadi kita ikutin. Si bos kayaknya ngikutin perkembangan zaman aja. Mulai live di tahun 2021," ujarnya.

Lebih lanjut, Mila mengungkapkan bahwa dirinya dalam satu hari bisa live hingga 3,5 jam, yakni mulai dari pukul 10.00 - 12.00 WIB, kemudian istirahat, dan dilanjut live lagi pada pukul 13.30 - 15.00 WIB.

"Dari jam 10 pagi sampai jam 3 sore, tapi itu ganti-gantian. Jadi saya mulai dari jam 10-12 terus selagi saya istirahat sampai jam setengah 2 itu digantiin, jam set 2- 3 kita lanjut live lagi," ungkapnya.

Mila menyebut strategi penjualan secara live ini telah sukses dalam mengerek penjualan setiap harinya. Bahkan, omzet yang diterima bisa lebih besar didapatkan dari penjualan online atau dengan melakukan metode live.

"Iya betul, berhasil. Kalau penjualan toko bisa dilihat sendiri, toko sepi," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Shella, pegawai toko lainnya di Pasar Tanah Abang Blok A yang juga melakukan live selling. Namun yang berbeda, jika Mila melakukan live di tiga aplikasi sekaligus, Shella hanya melakukan live di media sosial Facebook. Alasannya, karena penonton yang didapatkan lebih banyak ketimbang dari live TikTok.

"Kalau kita mah live nya di Facebook, dulu kita pernah live di TikTok tapi susah naikin penontonnya. Ya udah karena susah jadi kita lebih fokus di Facebook, dan di Facebook lebih ramai juga. Di Facebook lebih gampang naikin penontonnya daripada di TikTok," ujar Shella saat ditemui CNBC di lokasi.

Tidak hanya pernah mencoba di media sosial TikTok, Shella mengaku dirinya juga sempat mencoba melakukan live di Instagram dan Shopee, namun keuntungan yang diperoleh tidak sebanyak dari Facebook.

"Di instagram juga pernah waktu itu. Tapi lebih ramai di Facebook daripada di akun yang lain. Di Shopee juga sepi," tuturnya.

Shella juga menyebut bahwa omzet yang diterimanya lebih besar apabila berjualan di online atau secara live di Facebook.

"Kalau penjualan sih lebih meningkat di live, pendapatannya lebih besar dibandingkan dengan yang belanja langsung," ujarnya.

Dia bercerita, awal mula toko tempat ia bekerja melakukan live adalah pada saat pandemi Covid-19, di mana pada saat itu banyak pedagang yang memutar otak agar tetap berhasil menjualkan barang dagangannya. Dia mengaku, mulanya dia juga mengikuti pedagang lainnya yang juga melakukan hal sama.

"Kita sih mulai live itu awalnya karena melihat yang lagi ramai-ramai, kayak orang lagi live gitu 'oh kayaknya kita bisa juga nih niru kayak gitu', kayak gitu aja sih, karena ngeliat orang, jadi kita coba-coba live. Kita mulai di tahun 2020, pas corona itu kita sudah mulai. Cuma karena ada pandemi terus pasar tutup jadi kita live nya di rumah," tuturnya.


(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cuan, Cuan, Cuan! Tanah Abang Rame, Omzet Pedagang Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular