
Putus Kebiasaan Zaman VOC, Jokowi: Butuh Nyali!

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memutus kebiasaan kegiatan ekspor mineral mentah yang dilakukan sejak penjajahan Belanda atau zaman VOC. Salah satunya dengan mengembangkan hilirisasi pertambangan di dalam negeri dan menjual hasil pertambangan bernilai tambah.
"Yang sangat penting hilirisasi, yang sering saya sampaikan. Kita ini sudah sejak zaman VOC itu sudah mengirim barang mentah ke Eropa, utamanya ke Belanda. Sekarang apa mau kita terus-teruskan terus? Ya berapa kita stop kemarin," ujar Presiden Jokowi dalam acara yang digelar relawan Bara JP di Hotel Salak, Kota Bogor, Minggu (18/6/2023).
Adapun Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa penyetopan ekspor mineral mentah di Indonesia dimulai pada komoditas nikel, kemudian dilanjutkan dengan bauksit yang mana pada 11 Juni 2023 lalu disetop ekspornya. "Nikel dulu stop, bauksit baru aja bulan ini stop," tambahnya.
Memang, kegiatan penyetopan ekspor nikel di tahun 2020, akhirnya digugat oleh Uni Eropa pada Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) dan Indonesia harus menelan kenyataan pahit karena kekalahan pada gugatan tersebut di tahun 2022.
"Tapi nyetop-nyetop itu juga perlu nyali. Kita baru nyetop nikel saja sudah digugat sama Uni Eropa. Kalah lagi kita. Tahun kemarin kita kalah," ujar Jokowi dalam acara yang digelar relawan Bara JP di Hotel Salak, Kota Bogor, Minggu (18/6/2023).
Namun Indonesia tidak tinggal diam, lanjut Jokowi, Indonesia tidak begitu saja menerima kekalahan dalam gugatan WTO atas penyetopan ekspor nikel. Jokowi mengatakan bahwa Indonesia akan terus mengajukan banding atas gugatan tersebut.
Adapun, Jokowi mengatakan bahwa kedepannya, bila komoditas bauksit juga akan digugat, maka Indonesia akan balik menggugat. "Ya kalah nggak apa-apa, kan ada upaya naik nggak? Bisa, banding, banding, banding! Ini bauksit nanti digugat lagi, bauksit stop (ekspor). Gugat lagi," tegas Jokowi.
Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa dirinya mengindikasikan China akan menggugat Indonesia lantaran negara tersebut memang menjadi penikmat nomor wahid ekspor mineral mentah dari Indonesia.
"Saya nggak tahu yang gugat dari Tiongkok mungkin, karena memang ekspor kita memang banyak ke sana. Digugat ya kita hadapi. Kita ini jangan kayak negara kecil gitu loh. Indonesia negara gede," tambahnya.
Dengan begitu, Jokowi mengungkapkan bahwa Indonesia sebagai negara yang besar harus diikuti oleh nyali yang besar pula. Dia mengatakan Indonesia harus berani melawan gugatan-gugatan demi kepentingan negaranya.
"Negara besar jangan digugat nyalinya langsung ciut, ngelindur. Nggak. Digugat Uni Eropa saya itu juga masih berkawan baik dengan Presiden Uni Eropa Ursula Von Der Leyen," jelas Presiden Jokowi.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Kucilkan Nikel RI, Jokowi Akhirnya Turun Gunung!