Bangga! RI Punya Pabrik Nikel Sulfat Terbesar di Dunia

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
18 June 2023 06:20
Pabrik nikel sulfat terbesar pertama di RI. Doc Harita Nickel
Foto: Pabrik nikel sulfat terbesar pertama di RI. Doc Harita Nickel

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia resmi memiliki pabrik nikel sulfat terbesar di dunia. Pabrik produksi pertama di RI tersebut diresmikan melalui Harita Nickel melalui unit bisnisnya PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL), perusahaan afiliasi bisnis dari PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL).

Nikel sulfat merupakan bahan utama penyusun prekursor katoda baterai kendaraan listrik. Peresmian operasi produksi nikel sulfat dengan kapasitas 240 ribu ton per tahun tersebut dilakukan di kawasan operasional Harita Nickel di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, Rabu (31/5/2023).

Direktur PT. Halmahera Persada Lygend, Tonny H. Gultom mengatakan, Harita Nickel melalui PT HPL yang berkolaborasi dengan Lygend Resources Technology Co., Ltd, menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.

Pabrik nikel sulfat yang berdiri di Pulau Obi ini, diklaim akan menjadi pabrik pertama di Indonesia yang memproduksinya sekaligus menjadi yang terbesar di dunia dari sisi kapasitas produksi. Ekspor perdana nikel sulfat rencananya akan dilakukan pada Juni 2023.

"Dalam hal kapasitas produksi NiSO4, Perseroan akan terus melakukan penyempurnaan dan meningkatkan kapasitasnya hingga mencapai 240.000 metrik ton/tahun dengan kandungan nikel metal 54.000 ton/tahun dan ditargetkan tercapai pada pertengahan Q2 tahun 2023," kata Tonny dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (17/6/2023).

Di Pulau Obi yang kaya mineral ini, Tonny mengungkapkan pihaknya akan membangun industri pertambangan terintegrasi dari hulu hingga ke hilir. Mulai dari pertambangan pada tahun 2010 melalui PT Trimegah Bangun Persada Tbk, Harita Nickel telah melakukan apa yang menjadi amanat dari pemerintah akan semangat hilirisasi.

Sejak tahun 2015, Harita Nickel telah melakukan hilirisasi melalui pengolahan nikel kadar tinggi (saprolit) melalui PT Megah Surya Pertiwi dengan 4 jalur produksi feronikel.

"Di tahun 2018 kami mulai membangun hilirisasi pengolahan nikel kadar rendah limonit yang selama ini diperlakukan sebagai over-burden (batuan sisa) Mixed Hydroide Precipitate," kata Tonny.

Industri hilirisasi tersebut resmi beroperasi pada Juni 2021 melalui afiliasi PT Halmahera Persada Lygend. Selanjutnya anak usaha Harita Nickel lainnya, yakni PT Halmahera Jaya Feronikel (PT HJF) pada semester I 2023 ini telah menyelesaikan pembangunan smelter feronikel dengan 8 jalur produksi.

"Semangat hilirisasi ini terintegrasi dalam bentuk peta jalan bisnis, yang hingga hari ini dengan bangga dan penuh rasa syukur, bergandengan tangan bersama partner kami dari Lygend Resources Technology Co., Ltd, telah berhasil naik ke jenjang pencapaian baru dengan diproduksinya nikel sulfat," tandas Tonny.

Sementara, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto mengatakan, apa yang dihasilkan Harita Nickel merupakan pencapaian yang sangat luar biasa bersejarah.

"Kita mengulang sejarah 2 tahun lalu bersama Menko Marves meresmikan pabrik HPAL pertama. Ini sesuatu yang membanggakan, di mana hari ini kita akan meresmikan nikel sulfat yang merupakan produk turunan dari nikel yang nanti dapat diolah menjadi prekursor," kata Septian.

Septian pun berpesan agar pengelolaan terhadap lingkungan yang baik di Pulau Obi bisa terus dilanjutkan. Selain itu kontribusi terhadap masyarakat sekitar serta program-program CSR dan bantuan masyarakat yang tepat sasaran juga untuk terus dipertahankan.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Punya Pabrik Nikel Sulfat Terbesar Dunia, Ini Pemiliknya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular