Pesta Durian Runtuh Kelar, RI Bakal Melarat Lagi?

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
16 June 2023 16:20
Terbesar Dalam Sejarah, Ekspor Batu Bara RI Berlayar ke Eropa
Foto: Infografis/ Ekspor Batu Bara RI Berlayar ke Eropa/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mengakui pesta durian runtuh atau windfall yang menopang kinerja ekspor Indonesia serta penerimaan negara sejak 2022 telah berakhir. Ditandai dengan surplus neraca perdagangan yang semakin menyusut hingga Mei 2023.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan surplus neraca perdagangan Mei 2023 yang sebesar US$ 440 juta menjadi pertanda jelas bahwa kinerja ekspor Indonesia sudah memasuki masa normalisasi.

"Normalisasi saya sebut karena nilai ekspor itu dibandingkan tahun lalu sudah pasti akan lebih rendah secara keseluruhan, karena harga komoditinya sangat tinggi tahun lalu, sekarang normal," ujar Febrio saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (16/6/2023).

Normalisasi kinerja ekspor ini terjadi karena harga-harga komoditas andalan ekspor Indonesia sudah merosot. Padahal, dari sisi volume ekspornya, Febrio mengatakan, masih tercatat tumbuh. Maka, pengaruhnya ke ekspor menjadi sangat minim.

Sebagai contoh, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk komoditas andalan ekspor seperti besi dan baja nilainya sudah sebesar US$ 2,02 miliar, lebih rendah dari April 2023 US$ 2,16 miliar. Dipengaruhi harganya yang juga terus merosot. Hingga ke level US$ 105,2 per metrik ton, padahal dari sisi volume ekspornya naik menjadi 1,5 juta ton.

"Jadi secara nilai ekspor memang kita antisipasi turun, tapi secara volume kita masih tumbuh positif. Volume ini kan nanti akan dihitung di dalam ekspor riil di PDB nya, jadi memang ada sinyal yang kuat untuk normalisasi sehingga itu harus kita antisipasi," ucap Febrio.

Karena sudah berakhirnya masa-masa durian runtuh yang dapat mendorong kinerja ekspor maupun pendapatan negara, Febrio mengatakan, yang akan pemerintah upayakan dorong adalah geliat sumber-sumber pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.

Dengan begitu, proyeksi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan pada tahun ini dan tahun depan masih bisa dijaga di kisaran 5%. Dalam APBN 2023 pertumbuhan ekonomi dipatok di level 5,3% sedangkan dalam RAPBN 2024 di rentang 5,1-5,7%. Pada 2022 realisais pertumbuhan ekonomi di level 5,31%.

"Jadi ini saatnya memang melihat potensi pertumbuhan dalam negeri kita perkuat walaupun untuk ekspor secara volume masih tumbuh positif," ucap Febrio.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Merosot Awal Tahun, Ini Daftar Barang yang Impornya Turun!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular