
Selamat Pak Jokowi! Ekspor CPO Ke Negara Afrika Melonjak 800%

- Ekspor CPO ke negara-negara Afrika melonjak drastis sepanjang tahun ini
- Melonjaknya ekspor ke Afrika adalah bukti berhasilnya diversifikasi pasar
- Ekspor CPO melonjak secara volume tetapi turun secara nilai
Jakarta, CNBC Indonesia - Diversifikasi pasar untuk minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) mulai berhasil. Ekspor ke negara-negara Afrika melonjak bahkan ada yang menembus 800% lebih.
Pasar ekspor CPO selama ini sangat terkonsentrasi ke negara Asia seperti China, Pakistan, dan India. Ketiga negara masih menjadi pasar terbesar CPO Indonesia. Namun, negara-negara Afrika kini mampu menjadi pasar potensial bagi Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik(BPS) menunjukkan ekspor ke Benin, Kenya, dan Jibuti melonjak drastis. Kenaikan terbesar dicatat oleh Benin. Ekspor ke negara Afrika Barat tersebut mencapai 28,2 ribu ton pada Mei 2023 atau naik 111,2% (month to month/mtm).
Secara kumulatif, ekspor ke Benin pada Januari-Mei 2023 tercatat 116,5 ribu ton atau melonjak 835,6%.
Ekspor ke Kenya mencapai 24,4 ribu pada Mei 2023 atau naik 56,9% (mtm). Secara kumulatif, ekspor menembus 90 ribu ton pada Januari-Mei tahun ini atau terbang 759,6%.
Ekspor ke Jibuti tercatat 33,4 ribu ton pada Mei atau terbang 452,6% (mtm). Ekspor melonjak 23,4% pada Januari-Mei tahun ini yang tercatat 114,3%.
Dilihat dari volume total, Mesir masih menjadi tujuan ekspor terbesar tahun ini yakni mencapai 79,9 ribu ton. Secara kumulatif, ekspor ke Mesir menyentuh 374,3 ribu ton pada Januari-Mei tahun ini atau melonjak 42%.
BPS mencatat volume ekspor CPO pada Mei mencapai 1,6 juta ton. Jumlah tersebut naik 9,13% dibandingkan bulan sebelumnya.
Secara kumulatif, ekspor tercatat 9,13 juta ton pada Januari-Mei tahun ini. Jumlah ini melonjak 42% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
India masih menjadi pasar terbesar bagi CPO Indonesia dengan volume mencapai 295,1 ribu ton pada Mei atau naik 146%. Negara Sungai Gangga tersebut mengimpor CPO sebanyak 1,46 juta ton pada Januari-Mei tahun ini atau melonjak 52%.
Secara nilai, ekspor CPO mencapai US$ 1,49 miliar atau naik 7,74% (mtm) pada Mei. Secara kumulatif, ekspor tercatat US$ 8,47 miliar pada Januari-Mei tahun ini atau melandai 3,24%.
Harga CPO memang lebih rendah pada 2023 dibandingkan pada tahun lalu karena harga menuju normalisasi setelah melonjak karena perang.
Rata-rata harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) jatuh menjadi MYR 3.501,5 per ton pada Mei tahun ini.
Harga tersebut jauh lebih rendah dibandingkan MYR 3.728,61 per ton pada April dan MYR 3.935,74 per ton pada Maret 2023.
India dan Tiongkok adalah penyumbang devisa terbesar untuk CPO Indonesia. Nilai ekspor ke India tercatat US$ 1,25 miliar atau turun 8,8% pada Januari-Mei 2023.Tiongkok di urutan kedua dengan ekspor mencapai US$ 1,07 miliar atau naik 76,8%. India
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)