
Luhut Bakal Persulit Mobil Bensin, Bos Suzuki Buka Suara

Jakarta, CNBC Indonesia - Suzuki merespons pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan yang menginginkan penjualan kendaraan bensin dibatasi. Pabrikan asal Jepang itu mengaku bakal mengikuti apapun arahan dari pemerintah.
"Kami dari Suzuki mengikuti arahan pemerintah. Kami kan sudah mengikuti program pemerintah, yaitu program LCEV (low carbon emission vehicle) yang di dalamnya ada kendaraan hibrida dengan meluncurkan Ertiga dan XL7 hybrid," ungkap Marketing Director 4W PT SIS, Donny Ismi Saputra, Jumat (16/6/2023).
Pada Juni tahun lalu, Suzuki juga telah mengeluarkan Ertiga Hybrid dengan harga di bawah Rp 300 jutaan. Pabrikan yakin harga yang terjangkau membuat masyarakat bisa lebih cepat beralih ke kendaraan berbasis elektrifikasi.
Sayangnya, hingga kini pabrikan Jepang termasuk Suzuki belum memiliki line-up kendaraan battery Electric vehicle (BEV) produksi dalam negeri langsung, dan lebih dulu mengandalkan kendaraan Hybrid.
"Menurut kami LCEV ini program pemerintah untuk mendorong kendaraan elektrifikasi untuk sosialisasi teknologi, mengurangi emisi dan mendorong penggunaan baterai lithium ion di dalam mobil. Sehingga kalau penggunaan makin banyak, skala produksi naik maka harga bisa ditekan. Setelah itu kita bisa melangkah ke tingkatan setelahnya (BEV)," tuturnya.
![]() Suzuki New XL7 Hybrid. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi) |
Hingga kini, Suzuki telah memiliki sejumlah produk hibrida, seperti Ertiga, Grand Vitara dan XL7 Hybrid. Luncuran mobil jenis ini menjadi jembatan untuk melangkah selanjutnya ke kendaraan listrik penuh.
"Kami memilih langkah tersebut dengan tujuan mempopulerkan kendaraan elektrifikasi. Kami juga ingin membuat kendaraan eletrifikasi menjadi lebih terjangkau. Sehingga membuat skala produksi lebih besar," ujarnya.
Upaya memasifkan kendaraan listrik sudah menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia. Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan secara tegas menyebutkan akan mempersulit pembelian kendaraan roda empat atau mobil jenis combustion atau Berbahan Bakar Minyak (BBM).
Hal itu dilakukan demi mempercepat penggunaan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) khususnya mobil listrik di Indonesia. Menko Luhut mengatakan bahwa pihaknya sudah meminta Negeri Tirai Bambu alias China untuk memproduksi lebih banyak mobil listrik yang bisa digunakan di Indonesia.
"Jadi kemarin waktu kita ke Tiongkok, sudah kita dorong supaya production mereka supaya lebih banyak lagi. Dan kita juga secara bertahap akan mulai mempersulit, tanda kutip, mobil combustion," jelas Luhut dalam acara Peluncuran Battery Assets Management Services (BAMS), di Kantor Kemeko Marves, Jakarta, dikutip Jumat (16/6/2023).
(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Beredar! Bocoran Penampakan Legenda Baru Suzuki Grand Vitara