
Dedolarisasi Makin Panas, Ini Negara Terbaru 'Buang' Dolar AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Seruan untuk mengurangi atau menghentikan penggunaan dolar AS atau dedolarisasi dalam menyelesaikan perdagangan luar negeri semakin keras dilakukan banyak negara, salah satunya Mesir.
Negara yang menghubungkan timur laut Afrika dengan Timur Tengah ini telah melepaskan mata uang Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan dengan beberapa negara anggota blok ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan).
Saat ini Mesir lebih berupaya menggunakan mata uang lokal untuk membayar impornya dari India, China, dan Rusia.
"Belum ada yang diterapkan tetapi ada diskusi sehingga kami dapat berdagang dalam mata uang lokal negara-negara seperti India, Rusia atau China," kata Menteri Pasokan Mesir Ali Moselhy seperti dikutip oleh Reuters, Kamis (15/6/2023).
Negara-negara BRICS sendiri membentuk 40% dari populasi dunia dan hampir sepertiga dari ekonomi global. Anggota kelompok baru-baru ini melampaui G7 dalam hal pertumbuhan ekonomi.
Pada April lalu, sebanyak 19 negara menyatakan minatnya untuk bergabung dengan BRICS, yang sedang mempertimbangkan alternatif dari dolar AS. Kelompok yang dijadwalkan mengadakan KTT tahunan ke-15 di Afrika Selatan pada 22-24 Agustus ini juga mempertimbangkan menciptakan mata uang baru untuk memfasilitasi perdagangan.
Negara-negara yang secara resmi meminta keanggotaan BRICS antara lain Uni Emirat Arab, Argentina, Aljazair, Mesir, Bahrain, Indonesia, Arab Saudi, dan Iran.
Sementara itu, Mesir saat ini sedang mencoba untuk menopang ekonominya yang telah menghadapi kemarahan akibat penurunan tajam dalam pendapatan pariwisata dan melonjaknya harga komoditas.
Ketegangan geopolitik juga berdampak pada pasar keuangan Mesir dengan investor asing menarik sekitar US$ 20 miliar atau setara Rp 299 triliun selama beberapa waktu terakhir.
Tahun lalu, Mesir menyaksikan lonjakan tajam dalam inflasi menyusul beberapa gelombang devaluasi mata uang, kekurangan mata uang asing yang berkepanjangan, dan berlanjutnya penundaan pengadaan impor.
Baru-baru ini, Mesir juga telah menyetujui kesepakatan senilai US$ 3 miliar (Rp 44 triliun) dengan Dana Moneter Internasional (IMF). Sekutu Teluk negara itu juga telah berjanji untuk membantunya dengan investasi miliaran.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dukung Dedolarisasi, Presiden Brasil Beri Pesan ke RI Cs