Internasional

Geng Rusia-China Mantap Dedolarisasi, Siapkan Sistem Keuangan Baru

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
08 July 2024 13:10
U.S. Dollar and Chinese Yuan banknotes are seen in this illustration taken January 30, 2023. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Foto: REUTERS/DADO RUVIC

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara-negara blok ekonomi BRICS saat ini tengah berupaya meluncurkan sistem keuangan independen dari dominasi pihak ketiga. Kabar ini disampaikan oleh Duta Besar Rusia untuk China Igor Morgulov.

Saat berbicara di Forum Perdamaian Dunia (WPF) ke-12 di Beijing pada Sabtu lalu, Morgulov menyebut volume transaksi Rusia dalam mata uang nasional dengan negara-negara BRICS lainnya terus meningkat.

Ia pun menyoroti bahwa omzet perdagangan Rusia-China telah mencapai US$240 miliar atau sekitar Rp3.900 triliun dan sebanyak 92% dari perdagangan dilakukan dalam mata uang rubel dan yuan.

"Kami meninggalkan ruang yang didominasi dolar dan mengembangkan mekanisme dan perangkat untuk sistem keuangan yang benar-benar independen," kata Morgulov, sebagaimana dikutip oleh RIA Novosti, Senin (8/7/2024).

Meski memperkenalkan mata uang tunggal baru masih jauh dari kata sepakat, tetapi Morgulov menekankan bahwa kelompok tersebut telah "bergerak ke arah ini."

Bulan lalu, Wakil Menteri Keuangan Rusia Ivan Chebeskov mengatakan kepada media bahwa Rusia tengah berupaya menciptakan infrastruktur penyelesaian dan pembayaran bersama dengan bank sentral negara-negara anggota BRICS. Pejabat senior negara tersebut menjelaskan bahwa blok ekonomi tersebut tengah berupaya meluncurkan platform BRICS Bridge untuk penyelesaian dalam mata uang nasional.

Selain itu, Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan kepada harian Rusia Vedomosti bahwa BRICS Bridge dapat memberi negara-negara anggota kesempatan untuk melakukan penyelesaian menggunakan aset digital bank sentral yang terkait dengan mata uang nasional.

Rusia telah mempromosikan sistem pembayaran domestiknya sendiri sebagai alternatif SWIFT, jaringan pesan global yang digunakan bank untuk memfasilitasi pembayaran internasional. Sebagai informasi, banyak lembaga keuangan Rusia terputus dari jaringan keuangan Barat SWIFT pada tahun 2022 akibat perang di Ukraina.

Kini sistem pengiriman pesan antarbank SPFS Rusia memastikan transfer pesan keuangan yang aman antara bank-bank baik di dalam maupun di luar negeri.

Moskow juga telah mempercepat upaya untuk menjauh dari SWIFT dengan berdagang dengan mitra internasional menggunakan mata uang nasional masing-masing. Tren tersebut semakin didukung oleh anggota kelompok BRICS, yang telah beralih dari penggunaan dolar dan euro untuk penyelesaian perdagangan.

Porsi mata uang nasional dalam penyelesaian Rusia dengan negara-negara BRICS melonjak menjadi 85% pada akhir tahun 2023, naik dari 26% dua tahun lalu.

BRICS sendiri kini menaungi Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Ethiopia, Iran, dan Mesir.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Satu Anggota BRICS 'Membelot' ke AS, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular