Update Rusia-Ukraina! Putin Babak Belur, Tentara Jadi Mayat
Jakarta, CNBC Indonesia - Bukti kemenangan Ukraina di Rusia kembali dipaparkan. Kali ini di Desa Storozheve yang baru dibebaskan dari tentara Presiden Vladimir Putin.
Dilaporkan Reuters, Kamis (15/6/2023), mayat tentara Rusia barbaris di sudut-sudut jalan. Belum lagi kendaraan lapis baja yang terbakar habis.
"Adegan mengerikan menjadi saksi keganasan pertempuran saat pasukan Ukraina merebut kembali Storozheve dan beberapa desa lainnya dalam beberapa hari terakhir sebagai bagian dari serangan balasan di Ukraina selatan dan timur," muat media tersebut.
"Beberapa tentara Rusia yang tewas tergeletak di tanah berdebu di samping sekam kendaraan mereka ketika Reuters mencapai desa tersebut pada hari Rabu. Yang lainnya tergeletak di rerumputan dan ladang di dekat tempat mereka mati," tambah Reuters lagi.
Hal ini juga ditegaskan seorang tentara Ukraina. Ia yang menyebut dirinya Artem mengatakan pertempuran sengit telah terjadi di mana tentara Rusia kalang-kabut.
"Tiga jam lalu kami membebaskan desa Storozheve," ujarnya.
"Anda dapat melihat sendiri bagaimana hal itu dicapai. Anda dapat melihat perangkat keras yang hancur. Kemuliaan bagi Ukraina," tegasnya.
Sebuah foto juga diposting secara online oleh pasukan Presiden Volodymyr Zelensky. Di mana tentara Ukraina mengangkat bendera kuning dan biru di depan sebuah rumah yang rusak di Storozheve.
Para prajurit mengatakan sekitar 50 tentara Rusia tewas dalam "operasi pembersihan". Sebanyak empat lainnya kini ditawan.
Storozheve adalah salah satu dari sekelompok pemukiman di dekat sungai Mokry Yali yang menurut Ukraina telah direbut pasukannya sejak serangan balasan mereka dimulai. Desa tersebut diduduki oleh pasukan Rusia sejak Maret 2022.
Sebelumnya, laporan kekalahan Rusia juga terkonfirmasi di Neskuchne, yang dicapai wartawan untuk konfirmasi independen. Neskuchne sendiri berada di antara Zaporizhzhia dan Donetsk di tenggara dan timur Ukraina.
Dalam laporan itu disebutkan tak ada satupun penduduk yang ditemukan, padahal wilayah itu awalnya diduduki ratusan orang. Namun pasukan Ukraina terlihat melewati jalan berlumpur dengan tank dan truk pick up.
Di lokasi sama, juga terdapat tiga tentara Rusia tewas tergeletak di jalan. Termasuk satu yang tubuhnya diterbangkan oleh kendaraan militer Rusia yang ditinggalkan.
Perang Rusia dan Ukraina telah berlangsung sejak Februari 2022. Lebih dari 15 bulan sejak Putin mengirim pasukan ke Ukraina, pasukan Moskow dan Kyiv masih bertempur di garis depan sepanjang 1.000 km (600 mil), meskipun jauh dari ibu kota Kyiv.
Sebelumnya, pasukan Rusia mencoba dan gagal merebut Kyiv dalam beberapa jam dan hari setelah invasi dimulai pada 1 Februari. Pertempuran sendiri mundur ke wilayah Ukraina Timur, yang di akhir 2022, dianeksasi Rusia melalui referendum.
Ukraina sendiri telah mempertahankan strategi bertahan selama tujuh bulan terkahir di mana Rusia menunjukan kemajuan. Namun Presiden Volodymyr Zelenskiy akhir pekan lalu, membenarkan serangan balasan sudan digencarkan sesak sepekan.
Setelah seminggu memberikan sedikit informasi, Ukraina mengatakan pada hari Senin bahwa sejauh ini telah merebut kembali tujuh desa. Wakil Menteri Pertahanan Hanna Maliar mengatakan pasukan telah maju hingga 6,5 km (4 mil) dan merebut 90 km persegi (35 mil persegi) tanah sepanjang bentangan garis depan selatan sepanjang 100 km (60 mil).
Putin Ancam Senjata Nuklir
Sementara itu, Putin kembali mengancam perang nuklir di Ukraina. Bahkan ia memperingatkan Perang Dunia 3 (PD3), meski tegasnya, tak mungkin dimenangkan Amerika Serikat (AS).
"AS berpura-pura tidak takut akan eskalasi konflik di Ukraina, tetapi orang waras di sana jelas tidak ingin membawa ini ke PD 3," katanya dalam kemunculan terbaru di pertemuan korespoden perang Rusia di Moskow, Selasa waktu setempat, dimuat Daily Mail.
"Jika terjadi Perang Dunia Ketiga, tidak akan ada pemenang, termasuk Amerika," katanya.
Putin mengatakan ini saat mengklaim bahwa Ukraina sebenarnya juga belum memenangkan perang. Ditegaskannya pembalasan Ukraina justru menimbulkan bahaya dan membuat pihak Kyiv menderita korban lebin banyak.
"10 kali lebih banyak," tegasnya dimuat pula oleh AFP.
Ia juga menyebut Rusia telah membombardir banyak kendaraan tempur Barat yang dipakai Ukraina. Seperti jet tempur Bradley buatan AS dan Leopard buatan Jerman.
"Amunisi meledak di dalam, dan potongan terbang ke arah yang berbeda," katanya.
Sebelumnya, peningkatan pengiriman senjata Barat ke Ukraina memang membuat Rusia berulang kali mengancam nuklir. Dmitry Medvedev, yang merupakan presiden pengganti Putin antara 2008 dan 2012 dan sekarang menjabat sebagai wakil kepala Dewan Keamanan Rusia, telah sering mengeluarkan ancaman.
"Menurut pendapat saya, (kekhawatiran tentang perubahan iklim) tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan prospek ledakan epik dengan suhu 5.000 Kelvin (skala), gelombang kejut 350 meter per detik dan tekanan 3.000 kilogram per meter persegi, dengan penetrasi radiasi, yaitu, radiasi pengion dan pulsa elektromagnetik," katanya merujuk serangan nuklir, dimuat RIA Novosti.
"Apakah ada prospek seperti itu hari ini? (Sayangnya), ya. Dan itu berkembang setiap hari karena alasan yang sudah diketahui," ancamnya.
"Kekalahan kekuatan nuklir dalam perang konvensional dapat memicu perang nuklir," katanya lagi dalam sustu kesempatan dalam postingan Telegram yang membahas dukungan NATO untuk militer Ukraina.
Warning Baru Sekutu Putin
Sementara itu, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengungkapkan bahwa negaranya telah mulai menerima senjata nuklir taktis Rusia. Kepada televisi pemerintah Kremlin, Lukashenko mengatakan, senjata yang diterima, beberapa di antaranya tiga kali lebih kuat daripada bom atom AS yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945.
Penyebaran senjata nuklir taktis ke Belarus adalah langkah pertama Moskow menyebarkan hulu ledak semacam itu, di luar Rusia sejak jatuhnya Uni Soviet. Sebelumnya di pekan lalu, Putin memang menegaskan akan segera mengerahkan senjata nuklir taktis ke Belarusia setelah fasilitas penyimpanan khusus untuk menampungnya disiapkan.
"Kami memiliki rudal dan bom yang kami terima dari Rusia," katanya dimuat saluran TV Rossiya 1 dimuat Reuters.
"Bom-bom itu tiga kali lebih kuat daripada yang (dijatuhkan) di Hiroshima dan Nagasaki," tegasnya.
Dimuat Associated Press, Lukashenko pun mengaku tidak akan ragu untuk menggunakan senjata nuklir taktis Rusia itu. Apalagi, jika Belarusia menghadapi tindakan agresi.
"Tuhan melarang saya harus membuat keputusan untuk menggunakan senjata itu hari ini, tetapi tidak akan ada keraguan jika kita menghadapi agresi," kata Lukashenko.
Senjata nuklir taktis dimaksudkan untuk menghancurkan pasukan dan senjata musuh di medan perang. Senjata ini memiliki jangkauan yang relatif pendek dan hasil yang jauh lebih rendah daripada hulu ledak nuklir yang dipasang pada rudal balistik antarbenua yang mampu melenyapkan seluruh kota.
Perlu diketahui, bersama dengan Ukraina dan Kazakhstan, Belarusia menjadi tuan rumah bagi sebagian besar persenjataan nuklir Uni Soviet ketika mereka semua masih satu negara. Senjata-senjata itu ditarik ke Rusia setelah keruntuhan Uni Soviet tahun 1991 berdasarkan kesepakatan yang disponsori oleh AS.
Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, Rusia memiliki sekitar 5.977 hulu ledak nuklir pada 2022. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan AS yang hanya memiliki 5.428.
Berdasarkan laporan Al Jazeera, sekitar 1.500 hulu ledak Rusia sudah pensiun, tetapi masih utuh. Sementara itu, sebanyak 2.889 sebagai cadangan dan 1.588 hulu ledak sudah dikerahkan.
(sef/sef)