RI Terancam Panas Membara, Siap-Siap Pecinta Kopi Bisa Merana
Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena iklim El Nino menghantam sebagian besar sebagian besar belahan bumi, termasuk Asia. Fenomena ini memicu kondisi suhu yang lebih panas dan kekeringan musim kemarau lebih ekstrem dibandingkan musim kemarau biasanya.
Akibat fenomena ini, suhu di kawasan Asia akhir-akhir ini terus meningkat. Bahkan, kenaikan suhu di beberapa negara seperti China dan Thailand memecahkan rekor di bulan Mei 2023 lalu.
Kondisi ini pun turut mengancam produksi kopi 2 negara produsen besar dunia, Indonesia dan Vietnam.
Unit riset Fitch Solutions, BMI, menyebutkan, produksi kopi robusta akan terganggu akibat efek domino El Nino. Sementara, orang Asia disebut secara umum lebih menyukai kopi Robusta daripada Arabika. Dan, Indonesia, Vietnam, dan Brasil menurut FAO tercatat sebagai produsen Robusta terbesar di dunia.
Akibatnya, gangguan produksi kopi diprediksi akan memicu kenaikan harga kopi Robusta. Sebab, permintaannya diprediksi masih akan melaju cepat.
"Di seluruh Asia Tenggara, kondisi El Nino dikaitkan dengan curah hujan di bawah rata-rata dan suhu yang lebih tinggi, yang keduanya menekan produksi kopi," tulis laporan itu, dikutip dari CNBC International, Selasa (13/6/2023).
Sementara itu, Kepala Pasar Komoditas Pertanian di Rabobank Carlos Mera memperkirakan, akan terjadi penurunan produksi sebesar 10% menjadi 11,2 juta kantong robusta pada panen mendatang.
Di sisi lain, permintaan biji kopi Robusta diprediksi bakal meningkat. Meskipun kualitas Arabika lebih tinggi, tekanan ekonomi global meningkatkan permintaan ke arah Robusta. Biji Robusta menyumbang 40% dari produksi kopi dunia, sementara 60% sisanya dari biji Arabika.
Produksi Kopi Indonesia
Sementara itu, laporan terbaru Departemen Pertanian AS (USDA) edisi 18 Mei 2023 menyebutkan, produksi kopi Indonesia tahun 2023/2023 diprediksi turun 18% menjadi 9,7 juta karung dibandingkan tahun sebelumnya.
Akibat hujan terus-menerus dengan curah berlebihan hingga mengganggu perkembangan biji, dan menurunkan produksi di wilayah penghasil Robusta utama.
Ekspor biji kopi (green bean) diprediksi anjlok 32% dari setahun sebelumnya menjadi 5,2 juta ton, menyusul menipisnya stok.
Harga kopi Robusta spot Lampung terpantau naik terus sejak awal tahunn 2023. USDA mengutip Bappebti, harga kopi Robusta bulan Januari di Rp31.831 per kg, naik ke Rp33.933 per kg di Februari, jadi Rp35.219 per kg di Maret, dan April naik ke Rp36.812 per kg.
(dce/dce)