Internasional

Zelensky Menggila-Rusia Babak Belur, Bukti Kemenangan Ukraina

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Selasa, 13/06/2023 08:50 WIB
Foto: (REUTERS/STRINGER)

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan balasan Ukraina terhadap pasukan Rusia membuahkan hasil. Sejak akhir pekan hingga Senin (12/3/2023) waktu setempat, sejumlah laporan menyebut kemenangan di pihak Kyiv.

AFP menulis pasukan Ukraina berhasil merebut kembali total tujuh desa. Ini menjadi kemajuan baru setelah sebelumnya, tiga desa direbut, yakni Blahodatne, desa Neskuchne dan Makarivka yang terletak di garis depen pertempuran di antara Zaporizhzhia dan Donetsk di tenggara dan timur Ukraina.


"Pertempuran sengit, tapi kami bergerak maju, dan ini sangat penting," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidato malam hari.

"Saya berterima kasih kepada orang-orang kami untuk setiap bendera Ukraina yang sekarang dikembalikan ke tempat yang seharusnya di desa-desa di wilayah yang baru diduduki," tambahnya.

Menurut Zelensky, sebenarnya area operasional paling penting dan terpanas berada di arah Tavria dan Khortytsia. Namun ia sendiri terus menerima laporan kemajuan dari para komandan di area tersebut selama rapat stafnya pada hari Senin.

"Kami mempertahankan dan memperkuat dominasi operasional kami," kata Zelensky lagi.

Ia menegaskan pekan ini pun akan jadi minggu penting. Di mana Ukraina akan kembali mendapat dukungan senjata dari sekutu dan kemungkinan bekerja sama pengan NATO.

"Pertama, kami sedang mempersiapkan dukungan senjata baru dari mitra kami untuk prajurit kami," katanya dimuat CNN International.

"Kedua, kami sedang mempersiapkan untuk melibatkan lebih banyak aktor global dalam implementasi 'Formula Perdamaian'. Ketiga, kami bekerja untuk membuat KTT Vilnius (NATO) benar-benar bermakna," tegasnya.

Sementara Menteri Pertahanan Ukraina Ganna Malyar mengatakan wilayah baru yang dibebaskan, mengacu pada desa Lobkovo, Levadne dan Novodarivka di wilayah Zaporizhzhia selatan. Perlu diketahui, Zaporizhzhia menampung pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar di Eropa, yang sekarang berada di bawah pendudukan Rusia.

Malyar mengatakan pasukan Ukraina juga telah menguasai kembali desa Storozheve di selatan wilayah Donetsk. Ini dekat tiga desa yang sebelumnya direbut kembali Minggu.

"Luas wilayah yang dikuasai mencapai 90 kilometer persegi," kata Malyar lagi seraya mengatakan pasukannya telah maju 250 hingga 700 ke arah timur kota Bakhmut.

Rusia sendiri mengatakan Senin pagi bahwa mereka menangkis serangan Ukraina di daerah yang sama di wilayah Donetsk dekat Velyka Novosilka. Dikatakan juga Kremlin melawan serangan Ukraina di sekitar desa Levadne di wilayah Zaporizhzhia.

Namun dalam laporan seorang blogger militer Rusia, Alexander Kots yang sering bergabung dengan unit tentara Kremlin di perang, Ukraina disebut telah bergerak maju di sepanjang sungai.

"Mereka bergerak di sepanjang kedua tepian .... memaksa kami untuk mentransfer cadangan dari daerah lain, " kata Kots di Telegram.

Kondisi cuaca termasuk kabut dan hujan, katanya, menghambat operasi. Ini membuat pesawat dan drone sulit terbang.

Saluran Telegram tidak resmi Rusia lainnya, Rybar, mengatakan pertempuran sengit terjadi setelah Ukraina merebut desa Neskuchne dan Blahodatne. Ini pun mengungkapkan rencana penarikan tentara Rusia dari sana meski sempat mengungkap banyak pasukan Kyiv terluka.'

Bisa Diverifikasi?

Meski demikian klaim Kyiv dan Moskow tidak dapat diverifikasi secara independen. Hal ini dikatakan Institute for the Study of War yang berbasis di AS.

"Pasukan Ukraina membuat kemajuan yang tampaknya terverifikasi dan Barat di Oblast Donetsk Oblast Zaporizhzhia barat, yang dikonfirmasi oleh sumber-sumber Rusia tetapi berusaha untuk diremehkan," kata organisasi itu dalam sebuah catatan.

Prancis dan AS

Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan serangan balasan Ukraina akan berlangsung selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Namun, ia tetap mengaku mengedepankan negosiasi.

"Kami ingin sesukses mungkin sehingga kami kemudian dapat memulai fase negosiasi dalam kondisi yang baik," katanya di Paris, berbicara bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Polandia Andrzej Duda.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyuarakan harapan bahwa serangan itu akan memaksa Presiden Rusia Vladimir Putin untuk berunding tentang mengakhiri invasinya. Dia mengatakan Amerika Serikat (AS) "yakin bahwa mereka akan terus sukses".

'Bendera Putih' Putin?

Di sisi lain, kemarin, Presiden Rusia Vladimir Putin kembali muncul ke muka publik. Dalam kesempatan itu, ia mengaku Rusia sedang mengalami "masa sulit".

Pernyataan ini datang di tengah serangan balik yang dilancarkan Ukraina di sejumlah willayah yang sebelumnya diduduki Rusia sejak akhir pekan. AFP menyebut laporan kemenangan Ukraina, dengan update terbaru hingga semalam, total tujuh desa telah dikuasai di garis depen perang, wilayah Donetsk.

"Hari ini, masa sulit bagi Rusia," katanya dalam pidato pembukaan di perayaan hari libur nasional Rusia, dikutip dari CNN dan CNBC International.

"(Perasaan itu) semakin mempersatukan masyarakat kita dan berfungsi sebagai dukungan yang dapat diandalkan untuk para pahlawan kita, para peserta dalam operasi militer khusus," kata Putin menyebut diksi khususnya untuk perang Rusia-Ukraina.

Ia pun menekankan kemenangan tenaga kerja dan militer yang dicapai generasi Rusia sebelumnya.

"Sekarang kita sangat menyadari apa arti pencapaian mereka," tambahnya.

"Solidaritas mereka yang tidak berubah, tekad kuat untuk membela tanah air mereka, untuk bekerja untuk kebaikan bersama dan kemakmuran Tanah Air," tegasnya.

Di sisi lain, kemarin, Putin dilaporkan berkunjungan ke Rumah Sakit Kementerian Pertahanan Pusat Rusia di Moskow. Ia mengatakan kepada tentara yang terluka bahwa negara membutuhkan mereka.

Ia mengatakan memahami konflik yang terjadi, bukan film dan kenyataan. Namun ia mendesak para tentara segera melanjutkan dinas militer jika pulih.

"Tidak ada keraguan bahwa negara Anda, tanah air Anda, dan Angkatan Bersenjata membutuhkan orang-orang seperti Anda," tambahnya dimuat CNN International.

Rusia melancarkan serangan ke Ukraina sejak Februari 2022. Dari data PBB awal Juni, ada 8.000 lebih warga sipil tewas meski data di lapangan diyakini lebih besar.

Butuh Jutaan Tentara China?

Media Rusia menyatakan Putin membutuhkan jutaan tentara China untuk membantu operasi ke Ukraina. Hal ini dikatakan pembawa acara program TV 60 Minutes, Olga Skabeyeva.

Ia mengatakan Rusia harus memperkuat militernya kala bergulat menghadapi perlawanan terbaru Ukraina yang ingin merebut kembali sejumlah daerahnya. Ia menyinggung insiden di Belgorod, perbatasan Rusia, baru-baru ini sebagai alasan mengapa Moskow membutuhkan lebih banyak tentara di Ukraina.

"Jangan menganggap remeh dua atau tiga juta tentara China," katanya.

"Itu lah yang dibutuhkan (Rusia) sekarang. Saya melihat wilayah Belgorod dan memikirkan betapa kita kekurangan tentara China," ucap Skabeyeva seperti dikutip Newsweek.

China diketahui memang merupakan salah satu sekutu dekat Rusia. Sejakserangan ke Ukraina berlangsung, hubungan Rusia dan China juga dinilai banyak pihak kian mesra.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Mau Damai Dengan Ukraina, Rusia Beri Syarat Penyerahan Wilayah