Suhu Panas Mendidih, Daerah Ini Berhari-hari Tak Dapat Hujan

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
Senin, 12/06/2023 13:45 WIB
Foto: Kekeringan di Cibarusah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dikonfirmasi tengah mengalami El Nino. Yang memicu kondisi cuaca panas dan kering lebih ekstrem saat musim kemarau di banding biasanya, menyusul penurunan curah hujan yang semakin rendah.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), El Nino merupakan fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya, yang terjadi di Samudera Pasifik tengah. Dampaknya, meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.

"El Nino makin menguat, tembus lebih 0,8 derajat Celcius, hampir +1 derajat Celcius," ungkap Peneliti Klimatologi Pusat Iklim dan Atmosfer BRIN Erma Yulihastin dalam akun Twitter resminya, dikutip Senin (12/6/2023).


Salah satu wilayah yang terkena dampak El Nino adalah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.

Mengutip unggahan akun Twitter resmi BMKG Stasiun Klimatologi Yogyakarta yang memuat Prakiraan Hujan Dasarian II Juni-I Juli 2023 DI Yogyakarta, mencakup kondisi dinamika atmosfer laut terkini.

BMKG Stasiun Klimatologi DI Yogyakarta menyebutkan, angin di wilayah Indonesia selatan ekuator didominasi angin timuran.

"Analisis Indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO) dalam kategori El Nino lemah. Dipole Mode Indeks (DMI) dalam kategori netral. Madden Julian Oscillation (MJO) diprakirakan aktif di sekitar perairan Indonesia," tulis Stasiun Klimatologi DI Yogyakarta, mengacu update tanggal 10 Juni 2023.

Analisis anomali suhu muka air laut di Perairan Selatan DI Yogyakarta 0,5 derajat Celcius sampai dengan minus 1 derajat Celcius, atau lebih dingin dibandingkan kondisi normalnya dengan suhu berkisar 26 derajat Celcius sampai 29 derajat Celcius.

"Berdasarkan analisis dinamika atmosfer-laut dan analisis statistik data historis curah hujan, maka jumlah curah hujan wilayah DI Yogyakarta Dasarian II Juni-I Juli 2023 diprakirakan dalam kategori rendah berkisar 0-50 mm, dengan sifat hujan bawah normal-atas normal," ungkap Stasiun Klimatologi DI Yogyakarta.

Selain itu, Stasiun Klimatologi DI Yogyakarta mengeluarkan peringatan dini kekeringan DI Yogyakarta, dengan tanggal update 10 Juni 2023.

"Peringatan dini kekeringan meteorologi adalah berkurangnya curah hujan dari keadaan normalnya, dalam jangka waktu yang panjang dan dengan kurun waktu bulanan, dua bulanan, dan seterusnya," sebut Stasiun Klimatologi DI Yogyakarta.

Di mana, berdasarkan hasil pemantauan curah hujan hingga tanggal 10 Juni 2-23, telah terjadi potensi kekeringan meteorologi dengan status sebagai berikut:

Status Waspada

- telah mengalami hari tanpa hujan lebih 21 hari dan prakiraan curah hujan rendah, kurang dari 20 mm/dasarian dengan peluang terjadi 70%
- daerah status waspada mencakup:
Kabupaten Sleman (Prambanan)
Kulon Progo (Sentolo)
Bantul (Sedayu, Pandak, Imogiri)
Gunungkidul (Patuk, Playen, Wonosari, Nglipar).

BMKG Stasiun Klimatologi DI Yogyakarta pun mengimbau masyarakat serta pemerintah daerah setempat yang berada dalam wilayah peringatan dini. Dengan begitu agar mengantisipasi dampak kekeringan meteorologi ini, seperti:

- pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan
- pengurangan ketersediaan air tanah (kelangkaan air bersih)
- peningkatan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kemarau Datang Lebih Lambat - Trump Ngamuk