Punya 200 Anak-Cicit Perusahaan, Ini Kunci Pertamina Solid!

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
07 June 2023 17:45
Pertamina Persero. (Dok. Pertamina Persero)
Foto: Pertamina Persero. (Dok. Pertamina Persero)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor energi ternyata memiliki unit usaha dalam jumlah besar. Tak tanggung-tanggung, BUMN energi ini ternyata memiliki lebih dari 200 anak hingga cicit usaha.

Untuk menjalankan bisnis sebesar itu tentunya perlu memiliki jurus khusus agar bisnis bisa berjalan lancar.

Lantas, apa jurus Pertamina bisa menjalankan bisnis di seluruh unit usaha tersebut dengan lancar?

Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, digitalisasi di seluruh lini bisnis usaha merupakan kunci perusahaan menjadi lebih solid.

Oleh karena itu, pihaknya pun akan terus menggenjot program digitalisasi di seluruh unit bisnis anak usaha secara terintegrasi.

"Pertamina ini seluruh grupnya itu lebih dari 200 perusahaan anak cucu cicit. Lebih dari 200 perusahaan, maka kunci utama adalah digitalisasi dalam 2-3 tahun terakhir kita dorong terus, sekarang kita sudah makin integrated lagi," tuturnya dalam Media Briefing Capaian Kinerja 2022, Selasa (6/6/2023).

Misalnya di sektor hulu, lanjutnya, perusahaan terus berupaya mengembangkan sistem digitalisasi di berbagai wilayah kerja hulu migas. Hal tersebut menyusul dengan 65 wilayah kerja migas yang mereka operasikan.

"Hulu ada 65 blok dengan 27.000 sumur kita monitor setiap hari produksinya, 27.000 kita lakukan gak mungkin kalau tanpa teknologi dan digitalisasi integrated hulu-hilir," ungkap Nicke.

Selain itu, Nicke juga membeberkan bahwa pada 2022 lalu, pengeboran sumur baru yang telah dikerjakan oleh anak usaha di bidang hulu yakni Pertamina Hulu Energi (PHE) telah mencapai 700 sumur. Adapun 500 diantaranya merupakan sumur baru yang ada di Blok Rokan.

Pada periode 2022, dengan pemanfaatan teknologi, sektor hulu Pertamina mampu meningkatkan lifting migas sebesar 15% dan produksi migas hingga 8%.

"Ini gak mungkin perencanaannya tanpa digitalisasi karena untuk membuat itu tahapannya panjang sebelumnya, kalau tidak peralatan bisa bertabrakan di lapangan, karena lapangan sumurnya juga berdekatan ini adalah hasil dari digitalisasi," katanya.

Di lini bisnis pengolahan, Pertamina juga mampu meningkatkan kenaikan intake sebesar 6% dan yield valuable 2%.

Sistem digitalisasi juga mempunyai peran yang cukup penting untuk menjaga operasional di kilang perusahaan tetap andal. Dengan demikian, penghentian produksi secara tidak terduga (unplanned shutdown) di sebuah kilang dapat diminimalkan.

"Ketika ada permasalahan sistem jadi dari data base beberapa unit equipment di seluruh kilang kita ketahui kalau ada masalah apa yang dilakukan sebelum terjadi kerusakan," kata dia.

Tak hanya itu, sistem digitalisasi juga mempunyai peran yang cukup penting untuk operasional dan pendistribusian produk BBM. Misalnya melalui digitalisasi di SPBU.

Menurut Nicke, sebelumnya tingkat ketersediaan BBM di SPBU harusnya 21 hari, namun saat ini dengan adanya digitalisasi maka cukup 10 hari saja dan selalu dimonitor. Sehingga hal ini membuat perusahaan banyak melakukan efisiensi.

"Digitalisasi bukan sekedar proses tapi mengubah operating model cara bekerja yang akhirnya create value dalam bentuk cost optimization," kata dia.

Dengan digitalisasi terintegrasi dari hulu hingga hilir, Pertamina mampu menghasilkan optimisasi biaya (cost optimization) sampai US$ 3,273 juta selama periode 2021-2022.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! Laba Pertamina di 2023 Tembus Rp 72 Triliun, Naik 17%!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular