PMI Manufaktur RI Anjlok, Ini Tanggapan Sri Mulyani!

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Senin, 05/06/2023 13:47 WIB
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan KOMISI XI DPR RI. (Tangkapan Layar Youtube TVR Parlemen)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara soal Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang baru saja diumumkan, di mana anjlok dibandingkan bulan sebelumnya.

"PMI baru keluar, melemah dibandingkan bulan lalu," ungkap dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (5/6/2023)


PMI Manufaktur Indonesia untuk periode Mei 2023 berada di level 50,3. Angka ini lebih rendah dibandingkan pada April 2023 yang tercatat 52,7. Indeks 50,3 adalah yang terendah sejak November 2022 atau enam bulan terakhir.

Meski demikian, level di atas 50 menandakan Indonesia masih ekspansif. "Ini masih ekspansif," ujarnya.

Apalagi dibandingkan dengan negara lain, Indonesia kata Sri Mulyani masih lebih baik. Vietnam saja alami situasi kontraksi. "Kalau negara lain kontraktif, bahkan Vietnam juga kontraktif untuk PMI," tegas Sri Mulyani.

Jingyi Pan, Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence menjelaskan, menurut data PMI S&P Global terbaru, pertumbuhan sektor manufaktur Indonesia melambat pada pertengahan menuju kuartal II-2023.

"Perkembangan utama pada survei terbaru adalah penurunan permintaan baru karena kondisi ekonomi domestik dan global yang lebih lemah mempengaruhi permintaan baru," jelas Jingyi Pan.

Menurut Jingyi Pan sangat penting untuk memonitor seberapa tangguh penurunan permintaan terkini karena hal ini akan mempengaruhi perkiraan pertumbuhan jangka pendek.

Kondisi permintaan yang lebih lemah menyebabkan tekanan harga bagi produsen Indonesia semakin berkurang, yang artinya inflasi harga jual yang lebih lunak di sektor produksi barang, sehingga mencerminkan upaya Bank Indonesia dalam menurunkan tekanan inflasi melalui pengetatan kebijakan moneter.

"Namun demikian, sangat mengkhawatirkan melihat bahwa sentimen bisnis tetap suram, dengan tingkat kepercayaan semakin turun di bawah rata-rata pada bulan Mei, mencerminkan kekhawatiran yang masih ada terhadap perkiraan pada tahun yang akan datang," kata Jingyi Pan.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: APBN Mei 2025 Defisit Rp 21T, Menkeu Klaim Masih Kecil