
Sri Mulyani Ungkap Efek Perang Iran-Israel ke Manufaktur RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Israel dan Iran yang terjadi sejak 13 Juni 2025 telah membuat perekonomian global terguncang. Bahkan efeknya mulai dirasakan di dalam negeri.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, efek dari konflik itu telah menekan sentimen para pelaku usaha di sektor industri manufaktur, ditandai dengan makin buruknya kontraksi Purchasing Managers' Index (PMI). PMI Manufaktur Global sudah di bawah 50 sejak Mei 2025 dan terus merosot. Bahkan, PMI Manufaktur Indonesia sudah ke posisi 46,9 pada Juni 2025, setelah sebelumnya pada Mei 2025 di level 47,4.
"Manufaktur dunia mengalami perlemahan, kontraksi, itu juga dirasakan di Indonesia," ungkap Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Kamis malam (3/7/2025).
Ini bisa terlihat pada beberapa industri yang mulai terasa dampaknya. Misalnya penjualan semen pada Maret-Mei mengalami fluktuasi. Misalnya Maret turun 23,6% yoy, April naik 29,5 yoy dan Mei turun 3,8%.
"Penjualan mobil turun dan manufaktur Indonesia masuk ke dalam ke zona kontraktif. Masuk dampak global itu kepada pertumbuhan komponen Indonesia," sebutnya.
Di sisi lain, ia melanjutkan, tekanan inflasi juga berpotensi makin tinggi, setelah harga minyak mentah dunia melonjak hingga 8% saat Israel membom Iran, atas dukungan Amerika Serikat.
"Saat Israel menyerang Iran dan didukung AS harga minyak sempat melonjak 8%. Saat pengeboman membuat semua bergerak menurun, perdagangan, investasi, perekonomian global melemah," tegasnya.
(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani: Inflasi Rendah Harus Disyukuri, Tak Banyak Negara Bisa
