Sah! Erdogan Dilantik Jadi Presiden Turki 3 Periode Hari ini

Redaksi, CNBC Indonesia
03 June 2023 21:15
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan bendera Turki diproyeksikan di The View Hospital saat Erdogan memimpin pemilihan presiden Turki di Doha, Qatar pada 29 Mei 2023. (Ahmed Yusuf Bitmez/Anadolu Agency via Getty Images)
Foto: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan bendera Turki diproyeksikan di The View Hospital saat Erdogan memimpin pemilihan presiden Turki di Doha, Qatar pada 29 Mei 2023. (Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency)

Jakarta, CNBC Indonesia - Recep Tayyip Erdogan kembali dilantik sebagai presiden Turki pada Sabtu, (3/62023) waktu setempat. Erdogan resmi memimpin Turki sebanyak tiga periode.

Pemimpin terlama Turki tersebut mengumpulkan 52,2% dukungan dalam pemungutan suara putaran kedua 28 Mei. Kemenangan pemilihannya membalikkan prediksi sebagian besar analis yang menyangsikan kemenangannya setelah krisis biaya hidup yang menimpa Turki.

Dilansir dari Reuters, Erdogan akan menamai kabinetnya sesuai dengan harapan perubahan pada program ekonominya yang tidak ortodoks. Mandat lima tahun terbarunya memungkinkan Erdogan untuk mengejar kebijakan yang semakin otoriter dan memunculkan polarisasi negara, anggota NATO, dan memperkuat posisinya sebagai kekuatan militer regional.

Parlemen baru bersidang pada hari Jumat dan Erdogan akan secara resmi memulai masa jabatan barunya dengan mengambil sumpahnya pada hari Sabtu sekitar pukul 3 sore di Ibu Kota Turki, Ankara.

Setelah itu, akan ada upacara di istana kepresidenan yang dihadiri oleh pejabat tinggi dari 78 negara dan organisasi internasional, termasuk Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, Presiden Venezuela Nicolas Maduro, Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan.

Di malam hari, Erdogan akan menunjuk menteri. Dia hampir pasti memasukkan mantan kepala ekonomi Mehmet Simsek ke dalam kabinet barunya, Reuters melaporkan awal pekan ini, yang akan menandakan potensi kembalinya ortodoksi ekonomi termasuk kenaikan suku bunga pada akhirnya.

Simsek sangat dihormati oleh investor ketika dia menjabat sebagai menteri keuangan dan wakil perdana menteri antara 2009 dan 2018. Ia kini punya peran kunci atas kebijakan bertahun-tahun yang didukung oleh suku bunga rendah, inflasi tinggi, dan penguasaan pasar oleh negara.

Sebagai informasi, Erdogan, pertama kali menjadi perdana menteri pada 2003 setelah Partai AK-nya memenangkan pemilu pada akhir 2002 menyusul krisis ekonomi terburuk di Turki sejak 1970-an.

Pada tahun 2014 ia menjadi presiden pertama yang dipilih secara populer di negara itu dan terpilih lagi pada tahun 2018 setelah mendapatkan kekuasaan eksekutif baru untuk kepresidenan dalam referendum tahun 2017.

Pemilu 14 Mei dan putaran kedua 28 Mei sangat penting mengingat pihak oposisi yakin akan menggulingkan Erdogan dan membalikkan banyak kebijakannya, termasuk mengusulkan kenaikan suku bunga yang tajam untuk melawan inflasi, yang mencapai 44% pada bulan April.
Dalam pidato kemenangannya, Erdogan mengatakan inflasi 85%, yang mencapai rekor selama 24 tahun adalah masalah paling mendesak di Turki.

Analis telah memperingatkan bahwa jika kebijakan saat ini berlanjut, ekonomi akan mengalami gejolak karena cadangan devisa yang menipis, perluasan skema deposito terproteksi yang didukung negara, dan ekspektasi inflasi yang tidak terikat.

Mata uang Lira telah mengalami serangkaian kejatuhan dalam beberapa tahun terakhir dan mencapai rekor terendahnya sepanjang masa pada hari-hari setelah pemungutan suara.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Erdogan Berkuasa di Turki 20 Tahun Lebih, RI Diuntungkan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular