
Negara Erdogan Jual Cadangan Emas 96 Ton, 'Modal' Pemilu?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Turki atau Türkiye Cumhuriyet Merkez Bankası (TCMB) menjual cadangan emas mereka secara besar-besaran dalam dua bulan terakhir.
Penjualan tersebut mengikis cadangan emas Turki dari sekitar 587 ton kini menjadi 491 ton.
Data World Gold Council (WGC) menunjukkan jika bank sentral Turki menjual cadangan emas mereka sebanyak 15,3 ton pada Maret dan 80,8 ton pada April tahun ini.
Artinya, cadangan emas bank sentra Turki terkuras sebanyak 96,1 ton dalam dua bulan saja.
Penjualan emas Turki ini dilakukan sebelum pemilihan presiden yang berlangsung 14 Mei 2023.
Kendati tidak memiliki kaitan langsung, penjualan emas besar-besaran oleh bank sentral Turki masih terkait dengan kebijakan presiden petahana Recep Tayyip Erdogan.
Analis senior World Gold Council, Krishan Gopaul, menjelaskan penjualan emas besar-besaran oleh bank sentral Turki lebih dipengaruhi oleh dinamika dan perkembangan dalam negeri dibandingkan kebijakan cadangan emas jangka panjang.
"Cadangan emas dijual ke pasar domestik pasar untuk memenuhi besarnya permintaan emas batangan, koin, dan perhiasan. Cadangan emas dijual karena Turki melarang impor emas," tutur Gopaul, dalam website resmi WGC.
Seperti diketahui, pemerintah Turki melarang impor emas untuk mengurangi defisit transaksi berjalan pada Februari tahun ini setelah dilanda gempa dahsyat. Defisit transaksi membesar sehingga mata uang lira terus terpuruk.
Larangan impor emas juga dilakukan karena Turki butuh kucuran anggaran, lira yang lebih stabil, dan mengecilnya defisit transaksi berjalan untuk menanggulangi dampak ekonomi akibat gempa.
Pembelian emas Turki justru melonjak tajam pada tahun lalu di tengah melambungnya inflasi Negara Bulan Sabit serta terus ambruknya mata uang lira.
Data World Gold Council menunjukkkan bank sentral Turki merupakan pembeli emas terbesar pada 2022.
Bank sentral Turki (TCMB) membeli emas sebanyak 147,6 ton pada 2022. Pembelian mereka jauh di atas bank sentral China (66,2 ton), Mesir (44,6 ton), dan Qatar (35 ton).
Di luar bank sentral, Turki juga memborong emas sebanyak 121,5 ton pada 2022 untuk keperluan industri perhiasan dan investasi. Pembelian tersebut melonjak dibandingkan 2021 yang tercatat 95,3 ton.
Pembelian besar-besaran emas tersebut ikut menjadi salah satu melebarnya defisit transaksi berjalan pada 2022 yang menembus US$ 48,8 miliar.
Nilai pembelian emas Turki pada Januari 2023 juga masih tinggi yakni mencapai US$ 5,1 miliar.
Jika impor emas semakin membesar dan defisit transaksi berjalan melebar maka sulit bagi Turki untuk menjaga stabilitas lira.
Kondisi ini akan mempengaruhi kemampuan Turki dalam mengimpor barang. Padahal, kebutuhan mereka dalam mengimpor barang untuk menanggulangi gempa sangat besar.
Bila sampai kesulitan mengimpor barang tentu saja ini menjadi preseden buruk bagi kampamye Erdogan.
Mata uang lira yang stabil juga penting bagi Erdogan yang akan maju kembali sebagai capres pada pemilu Mei.
Selain Turki, bank sentral lain yang menjual emas dalam jumlah besar pada April 2023 adalah Kazakhstan yakni 13 ton, Uzbekistan sebanyak dua ton, dan Kyrgyzstan sebanyak 0,6 ton.
Sebaliknya, empat bank sentral pemborong terbesar adalah Polandia yang membeli 15 ton, China sebanyak delapan ton, dan Republik Ceko sebanyak dua ton. Bank sentral Amerika Serikat masih tercatat sebagai pemegang cadangan emas terbesar di dunia disusul dengan Jerman.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Erdogan Balas Dendam Turki Bombardir Suriah dan Irak