Awas! RI Bakal Sangat Panas, Krisis Pangan di Depan Mata

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
31 May 2023 10:00
Cuaca Panas Ekstrem, Lakukan 4 Hal Ini agar Selamat
Foto: Infografis/ Cuaca Panas Ekstrem, Lakukan 4 Hal Ini agar Selamat/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas memperingati besarnya dampak fenomena pemanasan global terhadap produksi padi di Indonesia.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, berdasarkan pola tahunan periode 1990-2020, setiap terjadinya fenomena El Nino menyebabkan produksi pada menurun secara konsisten.

BMKG mendefinisikan El Nino sebagai fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. El Nino memicu kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.

"Ini punya akibat terhadap produksi padi dan dalam pengalaman kita kalau kita dihinggapi oleh El Nino itu biasanya produksi padi bervariasi turunnya 1-5 juta," kata Suharso saat rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR, Jakarta, dikutip Rabu (31/5/2023).

Suharso memperkirakan, berdasarkan parameter Oceanic Nino Index (ONI), El Nino akan mampir di Indonesia dalam waktu cukup panjang, yaitu mulai Agustus 2023 sampai dengan mereda tahun depan. Namun, setelah itu berpotensi muncul lagi akibat dampak perubahan iklim.

"Maka perlu kita menanggapi perubahan iklim khususnya terkait angka Oceanic Nino Index yang menunjukkan ada kemungkinan satu daur penting tentang kenaikan suhu di muka laut atau SML dan ini diperkirakan akan dimulai Agustus," tuturnya.

Oceanic Nino Index (ONI) sendiri merupakan parameter utama yang digunakan The National Oceanic and Atmospheric Administration Amerika Serikat untuk melihat fenomena El Nino dan La Nina skala global.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo sebelumnya juga telah memperingatkan sejumlah ancaman ketahanan pangan yang bakal menghadang. Salah satunya, potensi fenomena El Nino yang memicu anomali suhu menjadi lebih panas dan kering saat musim kemarau dibandingkan musim kemarau biasanya.

Ini adalah bagian-bagian untuk mengkonsolidasi, kekuatan dan potensi pertanian, di dalam menjaga ketahanan pangan nasional kita," kata Syahrul dalam keterangan tertulis, Selasa (30/5/2023).

Dia menambahkan, tak hanya dampak fenomena iklim El Nino yang berpotensi memberi ancaman kekeringan cukup parah terhadap pertanian. Melainkan, ketegangan politik yang terjadi di berbagai belahan dunia turut mengganggu rantai pasok.

"Acara Penas nanti ini harus menjadi puncak komunikasi emosional kita, bukan hanya konsepsi atau idealisme saja, besok ada El Nino, besok ada warning terhadap krisis pangan dunia, karena cuaca ekstrem, serangan hama dimana mana. Karena itu Penas ini sangat penting untuk menyatukan visi dan pandangan kita dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan," ujar Syahrul.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Peringatan Dini BMKG: Usai Panas Menyengat, DKI Dilanda Petir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular