Jokowi Puji APBN & Kekompakan Sri Mulyani - Perry Warjiyo

Redaksi, CNBC Indonesia
Selasa, 30/05/2023 17:00 WIB
Foto: Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia bersalaman dengan Sri Mulyani, Menteri Keuagan pada acara sumpah jabatan Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia, Rabu (24/5/2023). (Tangkapan layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memuji kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan kekompakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia (BI) dalam menjaga perekonomian nasional.

"Kalau fiskal dan moneter sekarang lagi bagus," ungkap Jokowi dalam pertemuan dengan pimpinan media, Selasa (30/5/2023)


Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kembali mencatatkan surplus per April 2023. Kali ini surplus direalisasikan sebesar Rp234,7 triliun atau 1,12% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Surplus juga terjadi pada keseimbangan primer sebesar Rp374,3 triliun.

Ini ditopang oleh penerimaan negara yang mencapai Rp1.000,5 triliun atau 40,6% dari APBN, tumbuh 17,3% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Belanja negara juga tetap tumbuh 2% menjadi Rp765,8 triliun atau 25% dari APBN.

"Pajak masih tumbuh 21,3%, lebih rendah memang dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tapi ini masih tinggi banget," terangnya.

Jokowi juga memuji kinerja Bank Indonesia (BI) dalam mengelola moneter. Suku bunga acuan naik secara terukur sejak akhir tahun lalu hingga mencapai 5,75% dan mampu meredam inflasi yang sempat melonjak akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kini inflasi 4,3% secara year on year dan diperkirakan terus menurun.

Data Bank Indonesia menunjukkan, nilai tukar rupiah pada kuartal II 2023 berada dalam tren menguat, dimana sampai 24 Mei 2023 menguat 0,63% secara point to point dibandingkan dengan level akhir triwulan I 2023, didorong kuatnya aliran masuk modal asing di investasi portofolio. Secara year to date, nilai tukar Rupiah juga menguat 4,48% dari level akhir Desember 2022, lebih baik dibandingkan dengan apresiasi Thailand sebesar 0,20% dan India sebesar 0,08%, serta Filipina yang terdepresiasi sebesar 0,10%.

Pertumbuhan kredit pada April 2023 tercatat 8,08% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 9,93% (yoy). Pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada kredit investasi sebesar 10,12% (yoy), diikuti oleh kredit konsumsi sebesar 8,68% (yoy), dan kredit modal kerja sebesar 6,55% (yoy).

Menurut Jokowi, koordinasi antar Kemenkeu dan BI serta pemangku kebijakan lainnya berjalan baik, seperti dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

"Itu tidak terjadi di negara lain yang bank sentral merasa independen. Di sini juga independen. Saya tidak pernah intervensi, tapi yang penting komunikasi," papar Jokowi.

Atas kerja keras tersebut, pertumbuhan ekonomi nasional mampu terealisasi positif di tengah banyak negara yang alami kemerosotan. Pada kuartal I-2023, ekonomi Indonesia tumbuh 5,03%.

"PDB bagus. Itu bukan angka yang mudah dicapai, perlu kerja keras. Memang dipikir gampang nurunin inflasi," tegasnya.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Transaksi Berjalan RI Q1-2025 Cetak Defisit USD 200 Juta