Sri Mulyani, BI & Bappenas Sambangi DPR Bahas RAPBN 2024

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
30 May 2023 11:56
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers mengenai APBN KiTa Mei 2023. (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers mengenai APBN KiTa Mei 2023. (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, hingga Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa berkumpul di ruang Badan Anggaran DPR RI beserta para sejumlah anggota dewan.

Mereka berkumpul untuk membahas rencana kerja pemerintah serta serta pembicaraan pendahuluan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2024 setelah diserahkannya Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) pekan lalu.

"Postur KEM-PPKF kan sudah disampaikan ke DPR oleh Pemerintah, ini akan digunakan dasar penyusunan APBN dan akan kita akan membentuk panja untuk pendalaman," kata Ketua Banggar Said Iqbal saat memulai rapat di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (30/5/2023).

Sebelumnya, Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyusun Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2024.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam sidang paripurna pembacaan KEM PPKF RAPBN 2024 menyampaikan, saat ini ketahanan perekonomian Indonesia tetap terjaga meskipun menghadapi gejolak perekonomian dunia.

Sri Mulyani menyebut, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2023 mencapai 5%, dan terus tumbuh di atas 5% dalam 6 kuartal berturut-turut. Laju inflasi dalam tren yang menurun, tercatat sebesar 4,33% pada April 2023.

"Pertumbuhan ekonomi dan inflasi Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di antara negara-negara G20 dan ASEAN," kata Sri Mulyani dalam sidang paripurna, Jumat (19/5/2023).

Sementara itu, indikator dini (leading indicators) lainnya juga menunjukkan tren yang relatif kuat. Purchasing Managers Index nasional bulan April mencapai 52,7, atau berada pada zona ekspansif sejak awal tahun hingga saat ini.

Dalam menyusun KEM PPKF RAPBN 2024, Sri Mulyani mengungkapkan pemerintah telah mempertimbangkan berbagai risiko dan potensi keberlanjutan ekspansi ekonomi nasional.

Berikut kisaran indikator ekonomi makro yang akan digunakan sebagai asumsi dasar penyusunan RAPBN 2024:

- Pertumbuhan Ekonomi 5,3% - 5,7%

- Inflasi 1,5% - 3,5%

- Nilai Tukar Rupiah Rp 14.700 - Rp 15.300 per dolar Amerika Serikat

- Tingkat suku bunga SBN 10 Tahun 6,49% - 6,91%

- Harga minyak mentah Indonesia (ICP) US$ 75 - US% 85 per barrel

- Lifting Minyak bumi 597.000 - 652.000 per barel per hari

- Lifting gas 999.000 - 1.054.000 barel setara minyak per hari.

Adapun pendapatan negara mencapai 11,81% sampai dengan 12,38% PDB, belanja negara di kisaran 13,97% sampai dengan 15,01% PDB, keseimbangan primer menuju positif, defisit dikendalikan di kisaran 2,16% sampai dengan 2,64% PDB serta rasio utang dijaga dalam batas manageable di kisaran 38,07% sampai dengan 38,97% PDB.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Terbaru AS, Rusia, China Sampai India, Sri Mulyani Was-was!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular