Target Ekonomi Tahun Pertama Prabowo 5,2%, BI Sarankan Pakai Cara Ini!

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
28 August 2024 14:10
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Agustus 2024. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Agustus 2024. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengingatkan pemerintah untuk terus mendukung pengembangan sektor industri padat karya untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap mampu tumbuh di level 5,2% pada 2025.

Ia mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 atau pada tahun pertama berjalannya roda pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto hanya akan tumbuh di kisaran 4,8%-5,6% dengan titik tengah 5,2%. Karena tekanan ekonomi global masih sangat berat menyebabkan ekonomi global terus stagnan di kisaran 3,2%.

"Dari 2024 ke 2025 ini setidaknya stagnan bahkan di beberapa negara ada tanda-tanda penurunan bahkan resesi seperti di Amerika Serikat dari 2,5% akan turun ke 1,9%, juga di China tahun ini 4,9% ke 4,4%, India masih tinggi 7% tahun ini ke 6,7%," kata Perry saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR terkait RAPBN 2025, Jakarta, Rabu (28/8/2024).

Perry mengatakan, untuk menjaga daya tahan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap stabil ke depannya, maka perlu memperluas penciptaan lapangan kerja melalui pengembangan dan menjaga daya tahan sektor industri padat karya. Hal ini menurutnya mampu menjaga daya beli masyarakat, terutama kelas menengah yang menjadi motor penggerak roda perekonomian.

"Maka sektor-sektor yang perlu didorong sektor-sektor yang bisa menimbulkan padat karya. Sejauh ini karena pertumbuhan kita banyak bertumpu ke sektor-sektor besar, ekspor, memang sektor-sektor yang pertumbuhan ekonomi sektoral banyak yang kemudian padat modal," ujar Perry,

Menurut Perry sektor-sektor padat karya yang perlu didorong pengembangannya ke depan itu ialah yang terkait dengan sektor hilirisasi pertanian, perkebunan dan perikanan, maupun perdagangan besar dan eceran, serta UMKM. Untuk sektor pertanian, kehutanan dan perikanan ia perkirakan akan mampu tumbuh di kisaran 4,7%-5,5%, dan perdagangan besar maupun eceran di kisaran 4,3%-5,1%.

Sedangkan untuk sektor transportasi dan pergudangan masih akan tumbuh kuat di level 8,8%-9,6%, seiring dengan sektor informasi dan komunikasi yang juga akan tumbuh di kisaran 8,3%-9,1%. Sedangkan industri pengolahan malah hanya akan tumbuh di level 4%-4,8% dan pertambangan serta penggalian 4,8%-5,6% pada 2025.

"Dan itu yang perlu didorong dan sumbernya perlu kita tingkatkan termasuk hilirisasi pertanian, perkebunan, perikanan, maupun yang lain-lain juga seperti perdagangan eceran perlu didorong, maupun sektor-sektor UMKM dan lainnya," tegas Perry.

"Ini penting karena kalau kita lihat dari konsumsi itu nampaknya memang sumber pertumbuhan konsumsi golongan menengah atas, itu terlihat dari indeks ekspektasi konsumen per kelompok pendapatan," ujarnya.


(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Di Depan Investor, Sri Mulyani Beberkan Kengerian Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular