
Pabrik Sepatu Adidas Cs Cabut, Pindah ke Brebes & Kendal?

Jakarta, CNBC Indonesia - Ribuan hingga puluhan ribu buruh pabrik sepatu dari brand kenamaan dunia seperti Adidas Cs. melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Banyak pegawai terkena PHK khususnya yang berada di wilayah penyangga Jakarta seperti Tangerang.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN), Ristadi menyebut ada perbedaan nasib antara industri di kawasan penyangga dan daerah baru. Jika pabrik di kawasan penyangga kesulitan menanggung biaya gaji yang mengikuti upah minimum yang tinggi, maka pabrik di kawasan industri baru bisa lebih berkembang karena upah minimum cenderung kecil.
"Kalau Jateng tumbuh industri barunya seperti di Kendal, Brebes, Jepara. Ada rotasi produsen sepatu, tapi yang tergerus di Banten dan Tangerang seperti yang besar Niko Mas beberapa waktu lalu PHK, Chingluh ribuan di Tangerang, kemarin Panarub jadi belum terlalu baik, khususnya Banten, Tangerang, Jabar," katanya kepada CNBC Indonesia, Sabtu (27/5/2023).
Baru-baru ini, pabrik sepatu Panarub yang merupakan produsen dari sepatu Adidas melakukan PHK terhadap ribuan pegawainya. Jika dikalkulasikan dengan pabrik lain sejak awal pandemi Covid-19, maka jumlahnya bisa mencapai puluhan ribu. Pabrik-pabrik yang melakukan ekspor umumnya dari perusahaan besar.
![]() Pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu gunung di workshop sepatu gunung mokzhaware di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Senin (7/6/2021). Bahan yang digunakan terbuat dari bahan baku kulit Nubuck. Dalam sehari pabrik ini bisa memproduksi 50 pasang sepatu. Usmar Ismail (42) mendirikan sebuah brand lokal di bidang fashion sepatu sekitar tahun 2016 lalu. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan para pengusaha untuk bisa bertahan di tengah pandemi covid-19, yang pertama adalah terus melakukan inovasi dan tanggap terhadap kebutuhan market online," jelasnya Usmar Ismail. Kedua, pengusaha harus mengetahui dan menguasai nilai keunikan dari produk yang dikeluarkan. Jika hal itu sudah menyatu dengan konsumen, otomatis hal ini menjadi identitas dari brand yang dikembangkan. Dan terakhir, penjual harus cekatan dalam menangani keluhan dari para pelanggan. Hal ini akan memiliki nilai baik untuk meningkatkan loyalitas terhadap suatu produk. Saat ini, usahanya terus berkembang dan membuatnya merekrut banyak pegawai. Saat ini jumlah pegawainya sudah lebih dari 30 orang. Sebelumnya, Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) mendata peredaran alas kaki di pasar ritel berada di posisi 50-75 persen menuju kondisi prapandemi Covid-19. Namun, utilisasi industri alas kaki nasional masih berada di bawah level 40 persen. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo) |
"Orientasi ekspor adalah pabrik yang besar untuk ekspor, pasarnya tergantung permintaan luar negeri dan itu terpengaruh ekonomi global. Lalu ada industri kecil menengah mayoritas untuk pasar lokal, tapi gak sedikit teman-teman IKM mampu melakukan ekspor," sebut Ristadi.
Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di industri alas kaki dan tekstil masih berlanjut. Belum lama ini, kabar PHK massal datang dari produsen sepatu Adidas yakni PT Panarub Industry di Tangerang, Banten. Sebanyak 1.400 karyawan dikabarkan terkena PHK.
Kabar PHK tersebut dikonfirmasi oleh Direktur Utama PT Panarub Industry Budiarto Tjandra. Dia mengatakan, kondisi yang terjadi saat ini disebabkan oleh situasi global yang masih kurang baik, sehingga menyebabkan permintaan terhadap alas kaki buatan Indonesia menjadi berkurang.
"Jadi kalau untuk situasi global saat ini masih kurang baik, kurang bagus untuk industri alas kaki. Karena kan industri alas kaki kita itu mayoritas ekspor ke Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Jadi kita tahu kondisi ekonomi di AS dan Eropa juga belum pulih. Jadi terdampak dari sana," ungkap Budiarto kepada CNBC Indonesia.
(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar Sepi, Pabrik Sepatu Adidas Cs di Tangerang PHK Lagi?
