Pasar Sepi, Pabrik Sepatu Adidas Cs di Tangerang PHK Lagi?

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
19 May 2023 09:50
Ilustrasi pabrik sepatu. (AP/Andy Wong)
Foto: Ilustrasi pabrik sepatu. (AP/Andy Wong)

Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi global yang masih kurang baik untuk industri alas kaki, membuat salah satu produsen sepatu Adidas yakni PT Panarub Industry telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran. Sebanyak 1.400 karyawan terkena PHK.

Direktur Utama PT Panarub Industry Budiarto Tjandra mengungkapkan alasannya, kata dia, hal itu terjadi karena mayoritas tujuan ekspor produk sepatu yang dihasilkan ialah ke Amerika Serikat (AS) dan Eropa, sementara kondisi ekonomi di dua negara tersebut masih belum pulih.

"Kebanyakan industri alas kaki di Indonesia ini kan sifatnya menerima pesanan dari buyer. Nah buyer itu kan masih banyak inventory di negara tujuan ekspor kita, sehingga mereka mengurangi ordernya. Karena masih banyak inventory di sana, jadi ordernya gak terlalu banyak. Akibatnya, demand atau permintaan kepada pabrik-pabrik yang di Indonesia ini berkurang," terangnya kepada CNBC Indonesia.

Dengan demikian, hal itu yang menyebabkan terjadinya PHK massal di PT Panarub Industry belum lama ini. Perusahaan harus mengatur antara pemasukan dan pengeluaran agar tetap bisa bertahan.

Ilustrasi pabrik sepatu. (AP/Andy Wong)Foto: Ilustrasi pabrik sepatu. (AP/Andy Wong)
Ilustrasi pabrik sepatu. (AP/Andy Wong)

"Ya otomatis, dari perusahaan kan untuk survive (bertahan) dia harus membalance (menyeimbangkan) antara pemasukan dan pengeluaran," tukasnya.

Ribuan pegawai yang terkena PHK di satu sisi membuat cashflow perusahaan bisa menjadi lebih stabil. "Total 1.400 karyawan, ini lebih dari 10% karyawan," kata Budiarto.

Banyaknya pegawai yang terkena PHK membuat kekhawatiran perusahaan tidak membayarkan pesangon. Namun Budiarto mengklaim bahwa PHK tetap berjalan sesuai ketentuan. Meski demikian, Ia tidak bisa menggaransi bahwa PHK ini bukan kali terakhir.

"Belum ada rencana (lakukan PHK lagi), cuma situasi global kan kita tidak tahu juga, apakah ada perubahan lebih baik ataukah lebih buruk. Situasi order itu sendiri tergantung pada ekonomi global juga," ujarnya.

Lebih lanjut, Budiarto mengungkapkan bahwa industri alas kaki volume permintaannya lebih besar dari pasar ekspor dibandingkan dengan volume di pasar domestik. "Jadi kebanyakan produsen alas kaki di Indonesia itu orientasi ekspor. Kita permintaan ekspor 61%, sedangkan permintaan domestik 39%," ungkapnya.

Adapun kelesuan dari permintaan ekspor juga tercermin dari data yang dimiliki PT Panarub Industry, Budiarto mengungkapkan bahwa secara permintaan Januari-Februari 2023 mengalami penurunan 17,39% dibandingkan dengan tahun lalu.

"Data terakhir kita Januari-Februari 2023 itu turun, ekspor alas kaki turun 17,39% dibandingkan dengan tahun lalu. Itu angkanya kita bandingkan dengan tahun lalu. Tahun lalu kan masih Covid, tapi sekarang turun," jelasnya.


(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Pabrik Sepatu Adidas Cs Blak-blakan PHK 1.400 Karyawan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular