Hampir 'Bangkrut', IMF Mantap Naikkan Proyeksi PDB AS

Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
27 May 2023 08:20
Kristalina Georgieva, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF). (Getty Images/Kevin Dietsch)
Foto: (Getty Images/Kevin Dietsch)


Jakarta, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi ke atas menaikkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada 2023 pada hari Jumat (26/5/2023). Revisi pertumbuhan ini diberikan ketika AS menghadapi risiko gagal bayar.

IMF mengungkapkan alasannya. Menurut lembaga keuangan dunia ini, ekonomi AS cukup tangguh selama ini. Namun demikian, ekonomi AS tetap melambat dan kondisi ini kemungkinan akan menyebabkan peningkatan kecil dalam pengangguran pada tahun 2024.

"Ekonomi AS terbukti tangguh," Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva dalam konferensi pers, dikutip dari CNA, Sabtu (27/5/2023).

Georgieva juga mengeluarkan peringatan tentang kebuntuan yang sedang berlangsung di AS. Seperti diketahui, AS harus memutuskan perihal batas utang (debt ceiling) pada 1 Juni mendatang.

IMF pun menyerukan Partai Republik dan Demokrat di Kongres untuk mencapai "resolusi cepat" mengenai debt ceiling ini.

"Kami menganggap pasar Treasury AS sebagai jangkar sistem keuangan global, dan jangkar ini perlu dipertahankan," katanya.

IMF memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto riil di AS mencapai 1,7% tahun ini, naik dari perkiraan 1,6% pada awal tahun. Namun, tahun depan, IMF memperkirakan ekonomi AS akan melambat menjadi 1%.

Tingkat pengangguran AS, yang saat ini mendekati rekor terendah, diperkirakan akan naik sedikit. Ini adalah imbas dari "pertumbuhan yang melambat, namun tetap solid". Pengangguran akan meningkat menjadi 4,4 persen pada akhir tahun depan, ungkap IMF.

Prakiraan baru IMF untuk AS mengikuti data terbaru yang menunjukkan ketahanan ekonomi, meskipun diwarnai kampanye agresif kenaikan suku bunga untuk melawan inflasi tinggi oleh Federal Reserve dan tekanan di sektor perbankan.

Mengatasi inflasi, Georgieva mengatakan bahwa permintaan yang kuat dan pasar tenaga kerja yang kuat telah menjadi "pedang bermata dua" bagi perekonomian AS.

"Ini tentu saja merupakan dorongan bagi keluarga Amerika, tetapi mereka juga berkontribusi terhadap inflasi yang lebih persisten daripada yang diperkirakan," katanya.

IMF memperkirakan inflasi AS akan sulit turun dan cenderung berada di atas target hingga 2025. Akibatnya, kata Georgieva, tugas The Fed untuk menaikkan suku bunga "belum selesai".

"Suku bunga harus sedikit lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, jika Fed ingin berhasil menurunkan inflasi ke target jangka panjangnya sebesar 2 persen," katanya.

Prakiraan IMF menunjukkan bahwa suku bunga pinjaman Fed perlu naik setidaknya 25 basis poin ke 5,4% lagi untuk menyelesaikan maraton kenaikan suku bunganya tahun ini. Setelah itu, Fed Fund Rate diyakini bertahan di level tersebut hingga tahun depan.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IMF Tiba-Tiba 'Sentil' Sikap The Fed soal Inflasi, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular