Bos Pengusaha Usul Pabrik 'Hantu' Disulap Jadi Ladang Duit

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Jumat, 26/05/2023 14:50 WIB
Foto: Pabrik-pabrik di kawasan Berikat Nusantara (KBN) di wilayah Jakarta Utara, Cilincing mulai masif meninggalkan ibu kota. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Eksodus pabrik dari pusat kota Jakarta ke daerah lain menimbulkan dampak lain, munculnya pabrik-pabrik 'hantu'. Bangunan-bangunan pabrik tersebut ditinggalkan tak terurus, seperti yang terlihat di Kawasan Berikat Nusantara (KBN), Cilincing Jakarta Utara.

Tampak dari tingginya semak belukar hingga berkaratnya besi pagar yang mengitari bangunan pabrik.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) DKI Jakarta Nurjaman mengatakan, seharusnya bangunan-bangunan itu bisa dimanfaatkan lebih baik yakni untuk aktivitas ekonomi lainnya. Apalagi itu merupakan aset negara yang bisa dimanfaatkan untuk menyerap tenaga kerja.


"Itu aset negara kan, sayang kalau nggak dimanfaatkan. Kolaborasi dengan dunia usaha dengan cara apapun juga, bentuk investasi di situ, sehingga pengangguran DKI menurun," katanya kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (26/5/2023).

"Kan sayang tempat bagi strategis dekat dengan pelabuhan bisa dimanfaatkan. Kalau Jakarta nggak boleh ada industri, mungkin bisa pakai yang lain, bermanfaat berguna bisa serap tenaga kerja," tambah Nurjaman.

Foto: Suasana sepi tanpa aktivitas pada pabrik yang sudah tidak beroperasi di Kawasan Berikat Niaga (KBN) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (24/5/2023). Pabrik-pabrik di kawasan industri dan kawasan berikat dikabarkan banyak yang tutup. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Untuk menentukan industri apa yang cocok, maka dunia usaha perlu melakukan mapping.

Dalam bayangannya, kawasan ini bisa digunakan untuk proyeksi industri yang ramah lingkungan, utamanya ketika Jakarta mulai melarang aktivitas manufaktur di tengah kota. Opsi untuk mengarahkan pada industri pergudangan juga terbuka karena posisinya yang tidak jauh dengan Pelabuhan Tanjung Priok.

Hanya saja, imbuh dia, membangun pergudangan tanpa industri adalah sia-sia.

"Timbulnya pergudangan karena ada industri. Buat apa pergudangan kosong tapi nggak ada industrinya, buat apa? Orang punya industri manufaktur, makanya sewa tempat kalau sekarang sewa gedung buat apa? Toh nggak ada industri," sebutnya.

Pelaku usaha terbuka dengan ajakan diskusi dari pemerintah daerah untuk memanfaatkan lahan yang ada menjadi lebih produktif. Meski belum ada diskusi yang cukup signifikan.

"Nggak tahu sebelum periode saya, di periode kami belum. Dulu mungkin udah ada diajak bicara, monggo supaya tenaga kerja bisa terserap. Jakarta masih menjadi magnet dari luar DKI. Ini peluang, kalau tenaga kerja bisa terserap banyak maka PAD (pendapatan asli daerah) tinggi," pungkas Nurjaman.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kemenaker Bersiap Hadapi PHK Akibat Perang Iran Vs Israel