
Bocoran Bos Antam! Bangun Ekosistem Baterai EV Butuh Rp89,3 T

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebagai salah satu anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID mencatat kebutuhan untuk membangun ekosistem baterai kendaraan listrik butuh US$ 6 miliar setara dengan Rp 89,3 triliun (asumsi kurs Rp 14.884 per US$).
Direktur Utama PT Antam Tbk, Nico Kanter mengungkapkan bahwa dibutuhkan dana investasi hingga Rp 89,3 triliun dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik. Kelak, ekosistem baterai kendaraan listrik ini akan bekerja sama dengan dua negara yang maju dalam industri baterai kendaraan listrik yakni China dan Korea Selatan.
"Range (investasi) sekitar US$ 6 billion. Antam kita harus kontribusi dong. Kalau dilihat masing-masing hulunya, nanti kita akan memiliki 51%, mereka memastikan supply dengan memiliki 49%, majority tetap Antam, konsolidasi di Antam, di hulunya," jelas Nico kepada CNBC Indonesia dalam program Earning Report, dikutip Rabu (24/5/2023).
Nico menyebutkan saat ini pihaknya sudah menandatangani kerja sama dengan kedua perusahaan dari dua negara yang akan berinvestasi, yakni CBL dari China dan LG dari Korea Selatan. Dia klaim bahwa pihaknya serius dalam membangun ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia.
"Memang EV battery tahun lalu itu kita betul-betul gencar untuk mengejar target-target yang kita canangkan. Jadi, pada april 2022 kita menandatangani framework agreement dengan CBL dan LG. CBL itu dari China, LG dari Korea. Jadi kita tanda tangan framework agreement," tambah Nico.
Nantinya, ekosistem baterai kendaraan listrik tersebut akan dibangun di wilayah Halmahera Timur, Maluku Utara.
"Dari kedua (perusahaan) ini yang kita follow up, jadi Antam harus spin off karena Izin Usaha pertambangan kan besar, jadi kita alokasikan di Halmahera Timur. Nah ini aset kita harus kita spin off jadi entity subsidiary dari Antam," pungkasnya.
Sebelumnya, Antam menandatangani kerja sama dalam proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik bersama Hong Kong CBL Limited (HKCBL) pada Senin, (16/1/2023).
Kerja sama ini ditandai Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) sebagian kepemilikan saham ANTAM dalam PT Sumber Daya Arindo (SDA).
PT SDA menjadi entitas anak usaha ANTAM yang melakukan aktivitas pertambangan bijih nikel. Pertambangan ini dilakukan di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Penandatanganan ini merupakan aksi lanjutan dari pelaksanaan Framework Agreement dalam proyek ekosistem Kendaraan listrik antara ANTM, CBL dan PT Industri Baterai Indonesia yang diteken pada 14 April 2022.
Setelah ini, baik ANTAM maupun HK CBL secepatnya akan melakukan pemenuhan conditional Precedent. Pada penyelesaian Transaksi, ANTAM dan KCBL akan menandatangani Akta Jual Beli Saham. Bila sudah selesai, ANTAM tetap menjadi pemegang saham pengendali dari PT SDA.
Adapun, anak usaha Antam, PT NKA akan bekerja sama dengan LGES akan mendivestasikan sahamnya kepada perusahaan patungan sebesar 49%. Sehingga, Antam masih memegang saham dominasi sebanyak 51%.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Setengah Pasokan Baterai EV Dunia Bakal dari RI
