
Deras! Indonesia Dibanjiri Dana Asing, Rupiah Pesta Pora

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menyebut stabilitas ekonomi makro saat ini, memberikan kepercayaan yang cukup kuat untuk mendatangkan investor, baik dalam negeri dan luar negeri.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita edisi April 2023, Senin (22/5/2023).
Sri Mulyani menjelaskan, stabilitas ekonomi di Indonesia yang kinerjanya baik terlihat dalam beberapa komponen, seperti manufaktur yang masih ekspansif berada pada angka 52,7, indeks keyakinan konsumen yang juga masih tinggi pada level 102,6.
"Mandiri spending indeks masih di atas 140 tinggi dan juga pertumbuhan penjualan ritel yang masih tumbuh. Ini menggambarkan kuartal II-2023 pertumbuhan ekonomi masih akan terjaga meneruskan momentum pemulihan ekonomi yang tercatat pada kuartal I-2023," jelas Sri Mulyani.
Adapun persepsi terhadap stabilitas di Indonesia, ekonomi yang kinerjanya baik terlihat pada indeks credit default swap (CDS) Indonesia yang stabil 0,92. "Mengindikasikan persepsi risiko investor terhadap Indonesia terus membaik."
Selain itu, nilai tukar rupiah tetap melanjutkan tren apresiasi sejak awal tahun 2023 atau menguat 4,2% sejak awal tahun hingga saat ini atau year to date (ytd), sedangkan indeks Dolar AS kembali menunjukkan adanya tekanan.
Menurut Sri Mulyani hal tersebut di atas adalah bukti resiliensi dan persepsi yang cukup stabil mengenai perekonomian Indonesia yang dianggap memiliki kinerja dan stabilitas baik.
"Padahal kalau kita lihat sejak Juni tahun lalu hingga Mei tahun ini Fed Fund Rate sudah naik hampir di atas 5% yaitu 5,25% kenaikan 500 basis point," ujarnya lagi.
Indonesia pun, kata Sri Mulyani dibanjiri oleh likuiditas dari para investor yang berinvestasi di Indonesia. Dengan rincian, inflow yang masuk ke pasar obligasi Indonesia mencapai Rp 59,07 triliun (sejak awal tahun hingga April 2023/year to date).
Sementara itu, pada April inflow juga mencapai Rp 4,16 triliun, sementara pada bulan mei terjadi outflow Rp 1,43 triliun sejak awal bulan Mei hingga saat ini (month to date).
"Di pasar saham juga kita mampu menarik capital inflow Rp 23,29 triliun dan juga year to date dan secara bulanan Rp 12,29 triliun masuk ke Indonesia untuk membeli saham-saham," jelas Sri Mulyani.
![]() Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers mengenai APBN KiTa Mei 2023. (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI) |
Adapun investor perbankan dan Bank Indonesia (BI) masih mendominasi kepemilikan SBN. Sementara kepemilikan asing di SBN mengalami peningkatan dari 14,36% menjadi 15,2%.
"Ini tentu sesuatu yang menstabilkan karena saat yang sama kepemilikan SBN masih paling besar di perbankan kita yang mungkin sudah mulai aktivitas lendingnya," tutur Sri Mulyani.
"Sentimen pasar keuangan domestik bisa mendukung kinerja dan stabilitas SBN kita," kata Sri Mulyani lagi.
(cap/cap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengusaha Was-was di Tahun Politik, Ini Tanggapan Sri Mulyani