Internasional

AS Tiba-Tiba Tegur Israel soal Palestina, Ada Apa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Senin, 22/05/2023 16:35 WIB
Foto: Demonstran mengangkat bendera dan plakat saat memprotes RUU pemeriksaan yudisial pemerintah Israel di Tel Aviv pada 20 Mei 2023. (AFP via Getty Images/AHMAD GHARABLI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Amerika Serikat (AS) Israel atas perintah yang memungkinkan pemukim Yahudi untuk membangun kehadiran permanen di pos terdepan Tepi Barat. Washington menegaskan agar Israel tidak melegitimasi Yerusalem sesukanya.

Kepala Komando Pusat militer Israel menandatangani perintah pada hari Kamis yang memungkinkan orang Israel untuk memasuki daerah pos terdepan Homesh. Ini akan membuka jalan bagi pemukim Yahudi bermukim di sana.


Atas hal ini, Departemen Luar Negeri AS telah meminta Israel untuk menahan diri dari tindakan apa pun yang meningkatkan ketegangan dengan Palestina. Seperti meresmikan pos-pos pemukim, dan secara khusus memperingatkannya atas Homesh.

"Kami sangat terganggu oleh perintah pemerintah Israel yang memungkinkan warganya untuk membangun kehadiran permanen di pos terdepan Homesh di Tepi Barat utara, yang menurut hukum Israel dibangun secara ilegal di tanah pribadi Palestina," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller dalam sebuah pernyataan dikutip Reuters, Senin (22/5/2023).

"Perintah tersebut tidak konsisten dengan komitmen pemerintah Israel yang dibuat pada tahun 2004 dan baru-baru ini kepada pejabat administrasi Biden," ujarnya.

Teguran AS ini muncul setelah berbulan-bulan meningkatnya kekerasan antara Israel dan Palestina. Hal ini bahkan menguji hubungan antara Washington dan sekutu utamanya di Timur Tengah.

Sebelumnya pada hari Minggu, Menteri Keamanan Israel Itamar Ben Gvir mengunjungi Masjid Al-Aqsa. Ia mengklaim bahwa tempat suci itu berada dalam kendali Tel Aviv.

Miller juga mengomentari hal ini dengan mengatakan Washington prihatin dengan 'kunjungan provokatif' yang 'disertai retorika yang menghasut'. "Ruang suci ini tidak boleh digunakan untuk tujuan politik, dan kami meminta semua pihak untuk menghormati kesuciannya," katanya.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Presiden Trump Ancam Iran Jika Serang AS