
AS Geger Apartemen Trump Jadi 'Little Moscow', Diserbu FBI

Jakarta, CNBC Indonesia - Pejabat berwenang Amerika Serikat (AS) dan FBI telah menggerebek sebuah apartemen di kompleks Trump Towers di Sunny Isles Beach, pinggiran kota Miami. Tercatat, apartment itu dimiliki oleh perusahaan cangkang dari warga Rusia.
Dalam laporan Russia Today, Sunny Isles Beach dijuluki 'Little Moscow'. Ini disebabkan banyaknya aset di wilayah yang tersebut yang dimiliki oleh warga Rusia kaya.
"Sebuah tim agen FBI dan polisi setempat turun ke unit 4102 di gedung Trump Tower III di Collins Avenue pada hari Kamis dengan alasan yang belum diumumkan," ujar seorang juru bicara FBI, dikutip Senin (15/5/2023).
Unit mewah ini sendiri telah dimiliki oleh MIC-USA LLC, sebuah perusahaan cangkang yang dikendalikan oleh pengusaha Rusia Oleg Patsulya dan Agunda Makeeva selama lebih dari satu dekade. Pasangan itu dituntut karena diduga gagal bayar hipotek mereka pada 2020 tetapi gugatan itu dengan cepat diselesaikan.
Penggerebekan ini kemudian memicu spekulasi kuat di media sosial mengenai potensi hubungan mantan Presiden AS Donald Trump dengan Moskow. Banyak kritikus Trump yang mulai menyusun teori konspirasi dari kejadian ini.
"Agen FBI baru saja menggerebek sebuah kondominium Florida di Trump Towers yang dimiliki oleh orang Rusia. Saya mulai berpikir bahwa semua hal tentang Rusia sama sekali bukan tipuan," renung seorang pengguna.
AS sendiri saat ini sedang dalam hubungan yang memanas dengan Rusia. Ini dikarenakan penentangan keras Washington atas manuver Moskow yang telah menyerang Ukraina.
Sementara itu, Trump telah mengambil sikap untuk terus mengkritik Pemerintahan Presiden Joe Biden. Ia menyebut Biden bukanlah figur yang cakap sehingga Kremlin pada akhirnya memutuskan untuk menyerbu tetangganya sendiri.
Hubungan antara Trump dan Rusia pun sempat menjadi sorotan dalam pemilu AS 2020 lalu. Saat itu, Moskow disebut tengah berupaya membantu Trump untuk menang kembali menjadi orang nomor satu di AS.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Pemilu AS, Donald Trump Terjerat Skandal Perkosaan