Kunjungi Roma, Zelensky Minta Bantuan Paus Francis
Jakarta, CNBC Indonesia - Volodymyr Zelensky meminta Paus Francis untuk mendukung rencana perdamaian Kyiv, dan paus mengindikasikan bahwa Vatikan akan membantu pemulangan anak-anak Ukraina yang dibawa oleh Rusia.
Presiden Ukraina berada di Roma untuk kunjungan satu hari. Dalam kunjungannya, Ia juga bertemu dengan presiden Italia Sergio Mattarella, dan perdana menteri Giorgia Meloni.
"Ini suatu kehormatan besar," kata Zelenskiy kepada Fransiskus, mengutip The Guardian, Minggu (14/5).
Zelenskiy, yang mengunjungi Roma untuk pertama kalinya sejak perang dimulai, berbicara dengan paus selama 40 menit dan memberinya rompi antipeluru yang telah digunakan oleh seorang tentara Ukraina dan kemudian dilukis dengan gambar Madonna.
Sebuah keterangan Vatikan mengatakan bahwa dalam pembicaraan pribadi mereka, Zelenskiy dan paus membahas "gerakan kemanusiaan", yang menurut sumber Vatikan merujuk pada kesediaan Vatikan untuk membantu pemulangan anak-anak Ukraina.
Kyiv memperkirakan hampir 19.500 anak telah dibawa ke Rusia atau Krimea yang diduduki Rusia sejak Februari 2022, yang dikecam sebagai deportasi ilegal.
"Kita harus melakukan segala upaya untuk memulangkan mereka," kata Zelenskiy dalam cuitannya di akun sosial media Twitter.
Zelenskiy juga mengatakan dia meminta paus untuk bergabung dengan 10 poin rencana perdamaian Kyiv. "Saya meminta (paus) untuk mengutuk kejahatan Rusia di Ukraina. Karena tidak mungkin ada persamaan antara korban dan penyerang," kata Zelenskiy.
Sementara itu, Mattarella dan Meloni menegaskan kembali dukungan penuh Italia untuk Ukraina dalam hal bantuan militer, keuangan, kemanusiaan, dan rekonstruksi dalam jangka pendek dan panjang.
Meloni mengutuk agresi brutal dan tidak adil Rusia, dan menjanjikan dukungan Italia untuk Ukraina selama diperlukan dan mendesak Rusia untuk segera mundur.
"Anda tidak dapat mencapai kedamaian melalui penyerahan diri. Itu akan menjadi preseden yang sangat buruk bagi semua bangsa di dunia," ungkapnya.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, bahwa selama empat hari terakhir pasukan Rusia dari brigade senapan motor terpisah ke-72 (SMRB 72) mungkin telah ditarik dari posisi mereka di sisi selatan operasi Bakhmut.
(fsd/fsd)