
Janji Manis Rp 300 Triliun Biden ke RI, Realisasinya Masih 0!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) angkat suara perihal realisasi program pendanaan percepatan transisi energi di Indonesia yang diinisiasi negara-negara maju tergabung dalam G7, salah satunya Amerika Serikat.
Negara-negara maju melalui inisiatif Just Energy Transition Partnership (JETP) telah berkomitmen untuk mendanai transisi energi RI hingga sebesar US$ 20 miliar atau sekitar Rp 294,3 triliun (asumsi kurs Rp 14.718 per US$).
Program JETP ini utamanya dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang. Komitmen pendanaan transisi energi ini dilontarkan Presiden AS Joe Biden pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Selasa (15/11/2022).
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan bahwa dari komitmen dana US$ 20 miliar tersebut, hingga kini belum ada sepeserpun yang diberikan ke Indonesia.
"Belum ada," jawab Dadan saat ditanya sudah berapa dana yang diberikan kepada Indonesia dari program JETP AS tersebut, saat ditemui di Jakarta, Kamis (11/5/2023).
Di kesempatan berbeda, Dadan pun menyebut bahwa Indonesia masih meminta dukungan nyata dari program JETP tersebut, seperti pinjaman komersial.
"JETP masih terus dilakukan pembahasan, khususnya terkait komitmen pendanaan. Indonesia menginginkan support yang lebih riil, tidak business as usual, misalkan melalui commercial loan," ungkap Dadan kepada CNBC Indonesia, Kamis (11/3/2023).
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan pun mengaku pihaknya sempat menagih "janji" AS tersebut.
Namun, Luhut tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan.
Justru, dalam cerita Luhut, AS diam saat ditanya di mana uang yang di gadang-gadang untuk Indonesia dalam rangka percepatan transisi energi menjadi energi bersih.
"Waktu saya di Washington sebulan lalu, kita paparin (rencana transisi energi) mereka sudah iya, terus saya bilang, where is the money? Ao ao ngomong doang," papar Luhut dalam acara 'Hilirisasi dan Transisi Energi Menuju Indonesia Emas', Jakarta, dikutip Rabu (10/5/2023).
Tidak takut, Luhut mengungkapkan kepada pihak Amerika Serikat bahwa jangan sampai AS mengatur Indonesia dalam mengambil kebijakan. "Kalau kamu kasih harga loan-nya sama dengan harga commercial loan, forget it, we can do it by our own, kenapa kalian ngatur-ngatur? Dia harus ngerti," tandas Luhut.
Seperti diketahui, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Selasa (15/11/2022), Presiden AS Joe Biden mengatakan, komitmen US$ 20 miliar ini dalam rangka mendukung pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan mendukung percepatan transisi energi melalui penghentian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.
"Kami dengan Indonesia dan Jepang bersama-sama menciptakan Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE). Bersama kita memobilisasi US$ 20 miliar dalam pengembangan EBT dan mendukung transisi energi untuk menjauhi batu bara US$ 20 miliar ambisi institusi keuangan untuk transisi energi yang bisa dirasakan dampaknya untuk dunia," tuturnya saat KTT G20 di Bali, Selasa (15/11/2022).
Biden mengatakan, ini juga bisa digunakan untuk mendorong proyek berbasis energi terbarukan seperti mendukung pengembangan kendaraan listrik dan teknologi.
"Ini juga bisa menciptakan lapangan kerja dan bisa berkontribusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim global," ucapnya.
Dalam kesempatan ini, Biden juga mengungkapkan bahwa G7 secara resmi meluncurkan pendanaan global untuk infrastruktur dengan mobilisasi pendanaan hingga US$ 600 miliar untuk lima tahun ke depan.
"Ini untuk pembangunan berkualitas, infrastruktur berkelanjutan, dan investasi rendah karbon untuk negara-negara berpenghasilan menengah (negara berkembang)," tuturnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biden Cs Janjikan RI Rp 300 Triliun, Begini Kabar Terbarunya
