Waspada Pak Jokowi! AS Cs Cuma Kasih Janji Manis Doang

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
11 May 2023 13:10
Pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, The Apurva Kempinski Bali, 14 November 2022. (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, The Apurva Kempinski Bali, 14 November 2022. (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia terus menagih janji Amerika Serikat (AS) dan negara-negara G7 berkaitan dengan komitmen pendanaan dari program Just Energy Transition Partnership (JETP) senilai US$ 20 miliar atau sekitar Rp 294,3 triliun (asumsi kurs Rp 14.718 per US$).

Seperti diketahui, Presiden AS Joe Biden telah mengungkapkan komitmen negara-negara G7 hasil inisiasi AS dan Jepang untuk mendanai percepatan transisi energi di Indonesia. Komitmen ini dituangkan melalui inisiasi Just Energy Transition Partnership (JETP) yang dicetuskan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Selasa (15/11/2022).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa janji percepatan pelaksanaan transisi energi termasuk oleh AS yang diumumkan melalui forum G20 lalu hanyalah omong kosong.

Nyatanya memang, pendanaan melalui Just Energy Transition Program (JETP) sebesar US$ 20 miliar untuk Indonesia sampai saat ini belum menemui titik terang.

Luhut menceritakan perjalanan kerjanya ke Washington DC, Amerika Serikat, salah satunya untuk menindaklanjuti JETP oleh AS dan Jepang. Saat itu Luhut menagih janji dana yang dilontarkan oleh AS, namun Luhut tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan.

Justru, dalam cerita Luhut, AS diam saat ditanya dimana uang yang di gadang-gadang untuk Indonesia dalam rangka percepatan transisi energi menjadi energi bersih.

"Waktu saya di Washington sebulan lalu, kita paparin (rencana transisi energi) mereka sudah iya, terus saya bilang, where is the money? Ao ao ngomong doang," papar Luhut dalam acara 'Hilirisasi dan Transisi Energi Menuju Indonesia Emas', Jakarta, dikutip Rabu (10/5/2023).

Tidak takut, Luhut mengungkapkan kepada pihak Amerika Serikat bahwa jangan sampai AS mengatur Indonesia dalam mengambil kebijakan. "Kalau kamu kasih harga loan-nya sama dengan harga commercial loan, forget it, we can do it by our own, kenapa kalian ngatur-ngatur? Dia harus ngerti," tandas Luhut.

Bersamaan dengan itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa JETP yang diinginkan Indonesia adalah yang berbentuk dukungan yang lebih riil.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), Dadan Kusdiana mengungkapkan bahwa Indonesia membutuhkan dukungan yang bukan melalui pinjaman komersial. Namun yang diharapkan oleh Indonesia merupakan dukungan yang nyata atau dukungan riil.

"JETP masih terus dilakukan pembahasan khususnya terkait komitmen pendanaan. Indonesia menginginkan support yg lebih riil, tidak business as usual misalkan melalui commercial loan," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (11/5/2023).


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gegara AS, RI Lama-lama Bisa 'Diabetes'!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular