Virus Horor Serang Babi di Batam, Dugaannya karena Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) mengungkapkan bahwa sebetulnya peternakan babi di Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau telah dinyatakan bebas virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi pada tahun 2019 lalu. Oleh sebab itu, Kementan saat ini tengah melakukan investigasi virus horor pada babi di Batam.
Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Barantan, Wisnu Wasisa Putra mengungkapkan bahwa penyebaran virus ASF sebetulnya telah masuk di Indonesia sejak tahun 2019 lalu, saat itu wilayah yang terdampak pertama kali virus mematikan tersebut adalah Medan, dan penyebaran hanya terjadi pada lokasi yang sama.
Sementara untuk Pulau Bulan, pada saat itu pemerintah menetapkan sebagai daerah yang terbebas dari virus ASF.
"Memang pada Februari 2023 itu di Singapura ada kejadian ASF pada babi liar. Frekuensi ada tiga kali. Kita juga lagi mencari jalur masuknya virus di Pulau Bulan. Karena perusahaan sudah melakukan bius ketat tetapi masih ada ASF. Jalur masuknya kan banyak bisa dari alat akut. Kita sedang investigasi jalur masuknya dari mana," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (10/5/2023).
Wisnu menyampaikan bahwa Kementan selalu melakukan pengujian bebas ASF secara berkala. Adapun persyaratan khusus bebas ASF pada babi di antaranya keamanan lingkungan serta pengujian tes pada babinya.
Selain itu, Kementan juga telah memberikan obat antibodi untuk babi-babi sehat di Batam, agar tidak terjangkit virus demam babi Afrika.
Karena persebaran virus ASF ini masih dalam satu lokasi saja atau belum menyebar ke wilayah lainnya, Wisnu menegaskan bahwa virus ASF belum bisa dinyatakan sebagai wabah.
"Ini tidak dibilang wabah, karena ini kan cuma satu tempat saja. Kalau menular ya menular cuma ke sesama babi," tegasnya.
(wur)