
Ternyata AS Masih Kucilkan RI, Luhut Berani Bilang Begini..

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan akhirnya menyampaikan apa yang diungkapkannya kepada Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) terkait pengucilan nikel RI.
Luhut mengatakan, kebijakan AS untuk "mengucilkan" nikel RI terbilang aneh, karena mayoritas 99% hasil olahan nikel RI diekspor ke China dan hanya 1% ke Eropa.
"Terkait baterai EV, di Amerika saya bicara dengan Menteri Commerce. Saya jelasin, saya bilang kalian aneh. 99% of our nickel to China, only 1% to Europe. So I thinking now to China. Lalu kenapa kalian gak ngerti, saya bilang kita harus berani. We're an independent country, itu yang kita bawa," ungkapnya saat di acara Seminar Hilirisasi dan Transisi Energi di Jakarta, Selasa (09/05/2023).
Seperti diketahui, AS kini berencana mengeluarkan kebijakan paket subsidi hijau yang diatur dalam Inflation Reduction Act (IRA). Undang-undang ini mencakup US$ 370 miliar dalam subsidi untuk teknologi energi bersih.
Namun, produk baterai kendaraan listrik yang mengandung komponen nikel dari Indonesia dikabarkan tidak akan mendapatkan paket subsidi tersebut. Alasannya, Indonesia belum memiliki Perjanjian Perdagangan Bebas atau Free Trade Agreement (FTA) dengan AS.
Pada awal April lalu Luhut pun terbang ke AS untuk mengajukan proposal Limited FTA khususnya soal nikel.
Namun, Luhut sempat menyatakan jika AS tidak segera menjalin kerja sama dengan Indonesia atau tidak menyetujui Limited FTA dengan Indonesia, maka yang akan rugi adalah pihak AS itu sendiri.
"Kita akan bicara (dengan AS), karena kalau tidak, mereka akan rugi juga dan green energy yang kita punya untuk proses prekursor katoda itu mereka nggak dapat dari Indonesia karena kita nggak punya Free Trade Agreement/FTA dengan mereka," tegasnya saat konferensi pers di gedung Kemenko Marves, Senin (10/4/2023).
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tiba di AS, Luhut Langsung Bahas Pengucilan Nikel RI?