
Raja Charles III Sah, Ini Peran Inggris di Tragedi 1965 RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Inggris baru saja menobatkan Raja Charles III sebagai pemimpin monarki pada Sabtu (6/5) kemarin. Acara seremonialnya menjadi yang terbesar di Inggris selama 7 dekade terakhir.
Di balik kemeriahan tersebut, ada 'dosa' masa lalu yang berada di pundak Raja Charles III. Menilik sejarah, Kerajaan Inggris adalah agen aktif kolonialisme/imperialisme yang melegitimasi perbudakan.
Di era kejayaannya tahun 1921, Kerajaan Inggris mengklaim sekitar seperempat wilayah Bumi. Dari 194 negara, hanya 22 di antaranya yang bukan termasuk jajahan Inggris.
Indonesia juga pernah dijajah dalam waktu singkat, yakni pada 1811-1816. Meski demikian, Indonesia tak termasuk dalam daftar resmi negara koloni Inggris.
Dosa Inggris di Indonesia
Terlepas dari fakta tersebut, Inggris memiliki peran penting dalam tragedi 1965 yang memakan banyak korban. Hal ini tertuang dalam dokumen yang sudah dideklasifikasi pada 2021 lalu.
Dilansir dari The Guardian, Minggu (7/5/2023), dokumen tersebut memuat upaya propaganda Inggris untuk menggulingkan Soekarno yang kala itu menjabat Presiden RI.
Pemicunya adalah penolakan Soekarno atas pendirian Federasi Malaysia. Soekarno kala itu curiga bahwa upaya ini hanya memuaskan kepentingan kolonialisme Inggris.
Tak terima, Inggris pun melancarkan aksi provokasi dan propaganda yang dipimpin pejabat Kantor Luar Negeri Inggris, Ed Waynne. Tim kecilnya menyebar ribuan pamflet ke Indonesia melalui Hong Kong, Jepang, dan Manila.
Tujuannya agar para anti-komunis bersatu melawan PKI yang saat itu mendukung penuh kepemimpinan Soekarno. Isinya juga merujuk ke ajakan membunuh Menteri Luar Negeri Subandrio, serta menebar kebencian ke masyarakat etnis China di Indonesia.
Selebaran itu ditujukan pula ke masyarakat Muslim anti-komunis. Inggris memanas-manasi mereka dengan menyebut bahwa komunis China akan menguasai Indonesia.
Upaya kudeta ke Soekarno sempat gagal. Namun, kekisruhan nasional bermuara ke penculikan dan pembunuhan 6 jenderal RI. Militer menyalahkan PKI dan terjadi pertumpahan darah yang lebih besar.
Dalam salah satu pamflet rahasia Inggris, tertulis soal penyesalan negara tersebut atas kisruh yang tak terkendali pada etnis China di Indonesia. Akan tetapi, dalam pamflet tertulis, "kami menyadari itu salah mereka sendiri".
Pada tahun 1966, dalam laporannya, Wynne mengatakan operasi propaganda di Indonesia cukup berhasil. Kepentingan politik Inggris terkabulkan. Antara lain penggulingan Soekarno, berakhirnya konfrontasi Indonesia-Malaysia, dan jatuhnya Subandrio.