Hengkang! Shell Masih Berani Pasang Harga Tinggi ke Pertamina

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
05 May 2023 15:05
FILE PHOTO: A passenger plane flies over a Shell logo at a petrol station in west London,  January 29, 2015. REUTERS/Toby Melville
Foto: REUTERS/Toby Melville

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Inggris, Shell akan keluar dari proyek minyak dan gas (migas) raksasa Indonesia yakni Blok Masela. Shell merupakan pemilik hak partisipasi (Participating Interest/PI) di proyek yang masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) itu.

Nah, kabar terbaru, pelepasan pengelolaan 35% oleh Shell ini masih terbentur atas penawaran tinggi oleh Shell. Sehingga, pengambil alihan saham yang akan dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) belum menemui titik temu.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menyampaikan, bahwa pihaknya akan berbicara dengan Pertamina perihal progres pengambilalihan hak partisipasi dari Shell.

"Kan saya mau ketemu sama Pertamina nih, gimana progresnya. Kita dorong tapi ya, gini, Shell itu kok kan dia pasang harga tertentu," jelas Arifin sat ditemui di Gresik, Jawa Timur, dikutip Jumat (5/5/2023).

Sebenarnya, kata Menteri Arifin, selain Pertamina, ada beberapa perusahaan yang minat untuk mengambil alih 25% saham tersebut. Hanya, perusahaan tersebut dikatakan mundur lantaran harga yang terlampai tinggi.

"Buktinya banyak (perusahaan) yang mundur kok, tadinya kan ada yang mau (ambil alih), barang bagus, tapi tempatnya kan susah," papar Arifin saat ditanya berapa harga ambil alih hak partisipasi Shell di Blok Masela.

Perihal hengkangnya Shell di Blok Masela, Arifin menceritakan kekecewaannya, padahal pemerintah sudah memberikan beragam fasilitas seperti menaikkan split atau bagi hasil migas serta insentif lainnya.

"Iya (kecewa). Tiba-tiba dia kabur, padahal sebelumnya tidak ada tanda-tanda kaburnya. Sesudah disetujui PoD baru kabur, kan dia mikir wah nilainya bisa ini (besar) kan," ungkapnya.

Kabarnya, Pertamina akan membentuk konsorsium bersama dengan Petronas dan akan mengajukan binding offering dalam waktu dekat ini. "Ya kita coba supaya banyak yang gendong sharing. Bisa Pertamina tinggi, bisa equal," tandas Menteri Arifin.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan bahwa saat ini proses binding offer oleh Pertamina sudah selesai. Setelah itu dilanjutkan pada proses non binding offer yang mana Pertamina akan bekerja sama dengan Petronas.

"Kan sudah selesai binding offer, nanti melanjut ke non binding offer. Nah yang Pertamina itu sedang bekerja sama dengan Petronas saat ini," ujarnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, dikutip Rabu (5/4/2023).

Dia mengatakan Pertamina bersama dengan Petronas akan mengambil 35% participating interest alias hak partisipasi Blok Masela dari Shell. "Mereka bareng, untuk ambil 35%. Sekarang sudah ada kesepakatan juga," tambahnya.

Adapun dia menegaskan, sampai saat ini baru ada dua perusahaan yang akan masuk dalam proyek jumbo Maluku tersebut. "Baru Petronas dan Pertamina, 2 perusahaan itu," tandasnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pantas RI Murka! Shell Banderol Harga Blok Masela Rp20,9 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular