
Gak Cuma Freeport, Tambang Grup Medco Juga Bisa Ekspor!

Gresik, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan izin ekspor konsentrat tembaga sampai dengan Mei 2024 menyusul kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah RI pada Juni 2023. Salah satunya, izin tersebut diberikan kepada PT Freeport Indonesia (PTFI).
Namun tak hanya Freeport, pemerintah juga memberikan relaksasi ekspor kepada anak perusahaan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) yakni PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
Relaksasi ekspor tembaga tersebut diberikan kepada Amman seperti yang telah dikatakan oleh Menteri ESDM, Arifin Tasrif saat kunjungannya ke proyek pembangunan smelter tembaga milik Freeport.
Arifin mengatakan bahwa tidak hanya Freeport yang akan diberikan izin, namun Amman sebagai perusahaan pertambangan tembaga juga diberikan relaksasi ekspor konsentrat tembaga dalam kurun waktu yang sama yakni hingga Mei 2024.
"Iya pasti (Amman diberikan relaksasi ekspor). iya kita lihat kita bandingin," tegas Arifin saat ditanya apakah Amman Mineral juga akan mendapatkan izin ekspor tembaga hingga Mei 2024, di Gresik, Jawa Timur, Kamis (4/5/2023).
Dengan keputusan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun tengah menyiapkan regulasi baru berupa Peraturan Menteri ESDM (Permen ESDM).
Adapun, izin ekspor konsentrat tembaga kepada Freeport dan Amman akan diberikan hingga Mei 2024 mendatang, sesuai jadwal mulai beroperasinya smelter baru Freeport di Manyar, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Gresik, Jawa Timur.
Namun begitu, Arifin mengatakan sebelum diterbitkannya Permen anyar Kementerian ESDM perihal izin ekspor tembaga hingga Mei 2024 tersebut, pihaknya harus memastikan perkembangan pembangunan smelter tembaga dari kedua perusahaan tersebut terlebih dahulu.
"Jadi memang ya, kita, Permen itu kan disiapkan, tapi kan tentu saja dasar dari isu itu memang harus melihat kondisi (progres) sebenarnya," tambah Arifin.
Sebelumnya, Direktur Utama Amman Mineral Nusa Tenggara, Rachmat Makkasau menyatakan bahwa pihaknya mengapresiasi keputusan Presiden RI Joko Widodo untuk memberikan relaksasi kepada Amman Mineral sebagai satu dari dua produsen tembaga untuk tetap bisa mengekspor tembaga selepas Juni 2023.
"Fokus kami saat ini adalah untuk terus melakukan percepatan pembangunan smelter agar bisa segera selesai dengan target melakukan commissioning sesuai dengan target relaksasi yang baru ditetapkan pemerintah." terang Rachmat Makkasau, Jumat (28/4/2023).
Sebagaimana diketahui, Amman Mineral Nusa Tenggara juga sedang membangun smelter di Batu Hijau, Nusa Tenggara Barat (NTB). Di mana, smelter ini akan menelan investasi senilai US$ 982 juta.
Diproyeksikan smelter ini memiliki kapasitas produksi 222.000 ton katoda tembaga. Selain itu, smelter nantinya menghasilkan 17,8 ton emas, 54,7 ton perak dan 830.000 asam sulfat.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Freeport Berpeluang Ekspor 2,3 Juta Ton Konsentrat Tembaga
