Sinyal Relaksasi Ekspor Freeport Makin Kencang, Ini Buktinya

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
03 April 2023 13:47
Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo meninjau Tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika pada Kamis, 1 September 2022. Di Grasberg, Presiden dan Ibu Iriana mengunjungi Museum Bunaken untuk mendapatkan penjelasan tentang sejarah pertambangan PTFI. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo meninjau Tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika pada Kamis, 1 September 2022. Di Grasberg, Presiden dan Ibu Iriana mengunjungi Museum Bunaken untuk mendapatkan penjelasan tentang sejarah pertambangan PTFI. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) berpeluang mendapatkan izin ekspor konsentrat tembaga pada Juni 2023 ini. Hal ini mengingat, pemerintah yakni Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Menteri Keuangan (Menkeu) membahas hal ini di Istana Negara, Senin (3/4/2023).

Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan bahwa izin ekspor dilihat berdasarkan progres pembangunan fasilitas pemurnian dan pengolahannya (smelter).

"Smelternya sekarang berdasarkan laporan per kuartal I-2023 itu sudah kurang lebih 60%. Sudah mengeluarkan dana hampir US$ 2 miliar, jadi progres cukup bagus," terang Menteri Arifin di Istana Negara, Senin (3/4/2023).

Menteri Arifin sendiri menyadari bahwa saat ini pemerintah memegang 51% saham di Freeport Indonesia. Dengan begitu, apabila kegiatan ekspor dilarang makan akan ada potensial loss pendapatan yang berbentuk pajak oleh pemerintah.

"Kalau larangan ekspor diberlakukan, ini kan saham pemerintah mayoritas ya 51%. Kalau misal dilarang ya lossnya banyak karena kita 51% dan kemudian ada lagi pendapatan-pendapatan yang berbentuk pajak oleh pemerintah," ungkap Menteri Arifin.

"Cukup besar ya hitung saja kalau harganya US$ 4,5 dolar per ton tembaga, itu revenuenya setahun bisa US$ 8 miliar

Freeport Indonesia sendiri saat ini sedang membangun smelter tembaga di JIIPE, Gresik, Jawa Timur. Untuk smelter baru itu berkapasitas sebesar 1,7 juta ton konsentrat tembaga dengan nilai investasi mencapai US$ 3 miliar atau setara dengan Rp45 triliun.

Berdasarkan catatan Freeport Indonesia sampai pada Februari 2023 ini, pembangunan smelter tembaga sudah mencapai 56,5% sesuai dari yang ditargetkan.

"Kemajuan fisik secara total dari pabrik milik PT Freeport Indonesia (PTFI) tersebut sudah mencapai 56,5% atau sesuai dengan yang direncanakan," terang Erika Silva Manager Technical Affairs dan Smelting Project Support PT Freeport Indonesia, saat ditemui di Area KEK JIIPE, Gresik, Rabu (29/3/2023).

Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di lapangan, kemajuan fisik pembangunan pabrik tembaga Freeport di Gresik ini memang sudah banyak kemajuan dibandingkan dengan fisik pada saat Presiden Jokowi melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking pada Oktober 2021.

Erika menyampaikan, bahwa pihaknya menargetkan, penyelesaian konstruksi fisik selesai di akhir Desember 2023, "Mulai beroperasi ditargetkan pada akhir Mei 2024," ungkap Erika.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor Freeport Lolos di Juni 2023? Ini Kata ESDM

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular