Rusia 'Invasi' Bali, Turis Rusia Jadi Broker Sampai Dokter

Jakarta, CNBC Indonesia - Wisatawan mancanegara yang masuk ke Bali, khususnya dari Rusia kian marak bahkan ada oknum yang meresahkan. Banyak wisman yang memiliki visa turis justru beralih untuk menggantungkan hidupnya di Bali. Mereka membangun usaha hingga menggeser warga lokal dalam persaingan usaha, bahkan hingga menjadi pekerja teknis.
"Banyak yang berbisnis. Jadi visanya turis tapi aktivitasnya kerja, bisnis di sini sehingga meresahkan, turis Rusia ini membuat perilaku yang kurang menghargai budaya kita di Bali, contohnya di jalan, naik motor nggak pakai helm, ugal-ugalan jadi membuat masalah, dan mengambil pekerjaan warga lokal, termasuk jadi guide, broker, konsultan, guru, praktik dokter ada berbisnis sewa sepeda motor," sebut Pelaku usaha Pariwisata di Bali, Rai Suryawijaya kepada CNBC Indonesia, Kamis (4/5/23).
Lebih lanjut, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali itu mengungkapkan bahwa kondisi itu kian masif setelah perang antara Rusia-Ukraina. Meski demikian, memang masih ada turis Rusia yang pergi ke Bali hanya untuk berlibur, namun jumlahnya kalah dari turis yang 'mencari hidup'.
"Bagi kami tentu betul ada yang berwisata, mereka emang tinggal di hotel. Tapi mereka yang ingin bisnis banyak sewa-sewakan vila, boarding house, guest house, home stay, itu yang terjadi sehingga di luar kontrol dari PHRI sendiri, makanya kami kerjasama dengan stakeholder sampai tingkat desa," kata Rai Suryawijaya.
Invasi turis Rusia ke Bali kian masif setelah adanya perang Rusia-Ukraina. Akibatnya turis yang datang pun memiliki karakteristik berbeda antara sebelum dan setelah perang. Jika sebelum perang, turis yang datang lebih didominasi oleh mereka yang ingin berlibur. Dari sisi hotel, spending dan daya beli turis pun kian menurun.
"Dulu Rusia-nya termasuk high tourism karena Charter flight, kalau yang ini untuk menghindari masalah, jadi banyak yang bisnis, visa turis tapi aktivitas kerja bisnis," sebut Rai Suryawijaya.
"Turis dari Rusia memang meningkat, kenapa? karena dia menghindari konflik di negaranya karena perang Rusia-Ukraina masih berkecamuk. Kedua menghindari wajib militer, ketiga mereka eksodus ke Asian country favorit seperti Thailand, Vietnam dan termasuk Bali," lanjutnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai Orang Rusia 'Invasi' Bali, Muncul Fenomena Aneh-Aneh!