Ramai Fenomena Orang Rusia Sewa Tanah Puluhan Tahun di Bali

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
12 May 2023 14:45
Signs for motorbike rental service in Seminyak, Bali, Indonesia, on Wednesday, March 15, 2023. Foreign tourists in Bali wont be allowed to use motorcycles to get around the island after a string of accidents led to injuries and even deaths. Photographer: Nyimas Laula/Bloomberg via Getty Images
Foto: Bloomberg via Getty Images/Bloomberg

Jakarta, CNBC Indonesia - Oknum wisatawan mancanegara yang masuk ke Bali, khususnya dari Rusia dan Ukraina meresahkan warga lokal Bali. Namun, ada yang juga berbisnis sampai sewa lahan puluhan tahun di Bali.

Juga banyak turis Rusia yang justru menjadi 'gembel' karena mencari pekerjaan di pulau Dewata. Namun nyatanya kondisi wisatawan Ukraina lebih mengenaskan.

"Ukraina sama Rusia kadang kita suka susah bedain. Lebih megang duit orang Rusia dibanding Ukraina. Mereka banyak lari ke rental. Rusia lebih berani sewa 25-30 tahun, Ukraina banyak sewa bulanan temporer," kata Ketua Asosiasi Real Estate Indonesia (Arebi) Bali Michael Hikma Gunawan kepada CNBC Indonesia, Jumat (12/5/23).

Ia memperkirakan bahwa banyak orang Ukraina yang datang ke Bali hanya untuk menghindar dari perang sehingga lebih untuk bertahan hidup, sedangkan Rusia selain menghindari wajib militer, mereka juga memikirkan bisnis, karena dari segi finansial tidak terlalu terdampak. Sedangkan ekonomi Ukraina hancur lebur.

"Ada juga orang Rusia ambil tanah sewa, karena orang asing nggak boleh beli tanah di Bali, jadi mereka ambil tanah sewa terutama ambil di daerah Pecatu, sewa 25-30 tahun, ada juga yang bikin perusahaan PMA, ada juga bikin projek apartemen. Ada juga buka bisnis sewa motor disini, itu kita komplain, orang mereka agak sedikit susah diatur," kata Michael.

Gelombang kedatangan turis Rusia datang pada akhir 2022 silam, banyak dari mereka yang berani membayar lebih untuk menyewa properti. Hal ini berdampak langsung terhadap keberlangsungan hidup broker di masa awal pandemi.

"Berani Bayar 2x lipat dari normal nggak ada, tapi dari harga normal misal naik 20-30% mereka berani ambil. Ketika kontrakannya terisi, pemilik mulai naikkan harga. Misal harga Rp 100 juta jadi Rp 125-130 juta," kata Michael.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai Orang Rusia 'Invasi' Bali, Muncul Fenomena Aneh-Aneh!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular