RI Pakai Momentum Keketuaan ASEAN 2023 Dorong Dedolarisasi

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
04 May 2023 18:19
Delegates from Brunei Darussalam attend the plenary session during the ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors meeting in Nusa Dua, Bali, Indonesia on Thursday, March 30, 2023. The resort island of Bali is held the ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors meeting on March 30-31. (AP Photo/Firdia Lisnawati)
Foto: AP/Firdia Lisnawati

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dalam memegang tongkat estafet keketuan ASEAN 2023 dinilai menjadi momentum tepat, untuk bisa mendorong negara kawasan untuk melakukan dedolarisasi atau mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi Apindo, Ajib Hamdani mengungkapkan, salah satu langkah yang bisa dilakukan Indonesia dan negara kawasan ASEAN untuk buang dolar AS adalah dengan melakukan kerja sama transaksi mata uang lokal atau local currency settlement (LCS).

Adanya langkah buang dolar antar negara kawasan, kata Ajib akan memberikan dampak positif terhadap penguatan mata uang negara-negara yang menjalin kerja sama untuk melakukan LCS.

"Sehingga kebijakan seperti ini (LCS) memberikan dampak positif, karena ada berkurangnya demand terhadap dolar, maka akan memberikan efek positif terhadap mata uang masing-masing negara," jelas Ajib kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (4/5/2023).

Menurut Ajib, saat ini banyak negara di dunia juga mulai untuk melakukan transaksi investasi dan perdagangan dengan negara mitra tidak dengan menggunakan dolar AS. Seperti yang saat ini yang dilakukan negara aliansi Brazil, Rusia, China, India, dan Afrika Selatan (BRCIS), yang berencana untuk membuat mata uang baru.

Dampak positif lainnya, saat suatu negara meninggalkan dolar apalagi dengan transaksi LCS, kata Ajib memberikan dampak positif bagi private sektor.

"Dalam bentuk private sector akan memberikan keuntungan efisiensi, yakni pelaku usaha tidak usah mencari dolar cukup dengan memakai mata uang yang ada dan bisa langsung bertransaksi dengan mitra dagang," jelas Ajib.

"Hal ini yang memberikan dampak positif baik untuk private sector dan perekonomian nasional ke depan," kata Ajib lagi.

Adapun saat ini negara-negara anggota ASEAN tengah mematangkan skenario untuk mengurangi transaksi menggunakan dolar Amerika Serikat (AS).

Sebagai bagian dari keketuaan ASEAN 2023, Bank Indonesia fokus untuk mendorong agenda pembentukan framework Local Currency Transaction (LCT) untuk dapat meningkatkan penggunaan mata uang lokal di kawasan ASEAN.

Prinsip utama LCT adalah memfasilitasi perdagangan antar negara melalui skema penggunaan mata uang lokal, yang kemudian diatur dalam modalitas tersendiri dan disepakati oleh kedua belah pihak berdasarkan pricing discovery dan direct quotation yang lebih efisien.

Berdasar beberapa pertimbangan tersebut skema LCT, dapat diimplementasikan lebih luas ke berbagai jenis mata uang di negara mana saja yang merupakan mitra dagang.

Menurut data BI, sampai akhir 2022 total transaksi mata uang lokal atau LCT Indonesia dengan seluruh negara mitra telah mencapai US$ 4,1 miliar atau meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$ 2,5 miliar. Transaksi LCT dengan negara mitra diperkirakan akan meningkat.


(cap/cap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Simak! BI Matangkan Skenario 'Buang Dolar' Berjamaah di ASEAN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular