Sedih, Ternyata Industri Tekstil RI Masih Dihantui Momok Ini

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
Rabu, 03/05/2023 10:05 WIB
Foto: Ilustrasi Kapas (Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri tekstil di Tanah Air masih akan menghadapi tekanan akibat serbuan impor ilegal dan melemahnya permintaan global. Terbukti, impor kapas Indonesia diprediksi bakal tak berubah tahun ini, yakni sekitar 2 juta bal. Dengan asumsi industri benang masih akan menghabiskan inventaris atau stok yang ada sebelum membeli yang baru.

Impor tahun 2022 diprediksi turun jadi 2 juta bal dari sebelumnya 2,57 juta bal pada tahun 2021.

"Permintaan global yang lesu dan persaingan yang ketat dengan impor di pasar domestik menyebabkan konsumsi kapas lebih rendah," demikian bunyi laporan terbaru USDA FAS (layanan informasi agrikultur Departemen Pertanian AS) edisi April 2023.


"Dengan demikian, stok akhir tahun 2022 meningkat menjadi 547.000 bal. Stok akhir tahun 2023 diperkirakan turun menjadi 539.000 bal," seperti dikutip Rabu (3/5/2023).

Penurunan stok itu karena industri masih akan menggunakan stok yang ada dan dengan antisipasi utilisasi 2 juta bal tahun ini.

Analisis USDA menyebutkan, ada kombinasi pelemahan rupiah, daya beli konsumen menjadi terbatas. Ditambah, semakin ketatnya persaingan dengan produk pakaian dan tekstil impor ilegal. Serta, melemahnya permintaan di negara tujuan ekspor akibat perlambatan ekonomi global.

Kondisi ini menyebabkan konsumsi kapas Indonesia diprediksi dalam tren pesimis. Ini adalah lanjutan dari kondisi semester akhir tahun 2022.

Dalam laporan itu disebutkan, konsumsi kapas tahun 2022 diprediksi turun 26,9% jadi 1,9 juta bal dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 2,6 juta bal.

Ditambahkan, dengan asumsi ada perbaikan kondisi domestik, di mana saat ini ada upaya menekan impor ilegal dan impor produk tekstil murah, konsumsi tahun 2023 diprediksi bisa naik 5% jadi 2 juta bal.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Tekstil Terguncang, Sritex Menanti Uluran Negara