Internasional

Kabar Baik dari Hong Kong, Sah Ekonomi Keluar Bencana

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Selasa, 02/05/2023 13:55 WIB
Foto: courtesy SCMP

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Hong Kong mencatat kinerja positif di kuartal pertama 2023. Kabar ini mengakhiri masa bencana selama setahun terakhir, di mana pusat keuangan dan bisnis China tersebut secara efektif ditutup akibat pembatasan pandemi Covid-19.

Ketua Eksekutif Hong Kong, John Lee Ka-chiu, mengatakan produk domestik bruto (PDB) kota telah tumbuh 2,7%. Ini membalikkan kontraksi pada empat kuartal sebelumnya, termasuk penurunan 4,2% pada rentang terakhir tahun 2022.

"Serangkaian acara promosi besar-besaran telah mendorong pariwisata dan konsumsi serta meningkatkan perekonomian," kata Lee dalam konferensi pers, mengutip AFP, Selasa (2/5/2023).


"Karena ekonomi daratan terus tumbuh dengan cepat dan kapasitas penerbangan lokal mempercepat pemulihannya, saya yakin ekonomi Hong Kong pada kuartal kedua akan lebih baik daripada yang pertama," tambahnya.

Hong Kong mencatat salah satu tingkat kematian Covid per kapita tertinggi di dunia. Ini dampak gelombang varian Omicron yang sangat menular awal tahun lalu.

Serangkaian pembatasan perjalanan dan pertemuan sosial membuat sebagian besar wilayah dan ekspor kota menyusut. Kebijakan ini kemudian menyebabkan penurunan PDB di keempat kuartal pada tahun 2022.

Hal ini membuat kepala keuangan Hong Kong meluncurkan anggaran US$97 miliar (Rp1.426 triliun) pada awal 2023. Langkah ini bertujuan untuk menghidupkan kembali kekayaan kota tersebut.

Langkah-langkahnya termasuk pemberian bantuan untuk lebih dari enam juta orang, serangkaian keringanan pajak dan tunjangan kesejahteraan. Ada pula kampanye baru untuk menghidupkan kembali pariwisata kota.

Hong Kong sebelumnya memasuki resesi yang semakin dalam pada 2019 dan 2020 setelah bekas jajahan Inggris itu diguncang oleh protes pro-demokrasi dan dimulainya pandemi. Karena kontrol Covid-19 yang ketat, sebagian besar Hong Kong pada 2021 sempat bebas virus, sehingga ekonomi pulih sebesar 6,4% tetapi ini kemudian menurun setahun setelahnya.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AMRO Ungkap Risiko Pembengkakan Rasio Utang RI Terhadap PDB