
Ke AS, Ternyata Luhut Tagih Janji Manis Rp 300 Triliun Biden!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan tengah melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat pada pekan ini.
Adapun salah satu agenda yang telah dilakukan di AS yaitu bertemu dengan Perwakilan Khusus AS Bidang Perubahan Iklim John Kerry.
Lantas, apa saja yang dibahas dalam pertemuan ini?
Ternyata, pembahasan tak lain terkait bagaimana mempercepat komitmen negara-negara maju tergabung dalam G7, termasuk Amerika Serikat, untuk membiayai percepatan pelaksanaan transisi energi di Indonesia, khususnya untuk meninggalkan penggunaan batu bara sebagai sumber energi.
Seperti diketahui, Presiden AS Joe Biden telah mengungkapkan komitmen negara-negara G7 hasil inisiasi AS dan Jepang untuk mendanai hingga US$ 20 miliar atau sekitar Rp 311 triliun (asumsi kurs Rp 15.564 per US$) untuk mempercepat transisi energi di Indonesia. Komitmen ini dituangkan melalui inisiasi Just Energy Transition Partnership (JETP) yang dicetuskan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Selasa (15/11/2022).
Luhut menyebut, pertemuan dengan John Kerry ini salah satunya untuk mempercepat kemitraan pendanaan JETP tersebut.
"Untuk mengakselerasi berbagai rencana jangka pendek hingga panjang tersebut, pemerintah berupaya menggandeng sejumlah pihak untuk mendukung sejumlah skenario transisi energi. Salah satu langkah yang sudah ditempuh pemerintah adalah menjalin kemitraan pendanaan Transisi Energi yang Adil (JETP). Inilah tujuan dari kunjungan saya ke Amerika Serikat kali ini, untuk bertemu dengan United States Special Presidential Envoy for Climate H.E John Kerry," tuturnya, seperti dikutip dari akun resmi Instagramnya, Jumat (14/04/2023).
Luhut mengatakan, pihaknya mengingatkan kembali ke AS bahwa pada Februari 2023 lalu Pemerintah Indonesia telah meluncurkan Sekretariat JETP Indonesia, tepatnya berlokasi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Sekretariat tersebut menurutnya akan banyak bekerja sama dengan para pemangku kepentingan penting lainnya, baik dari sektor pemerintahan maupun swasta.
"Kolaborasi ini nantinya akan merancang Rencana Investasi Komprehensif (CIP), yang mencakup berbagai hal mulai dari identifikasi Portofolio Program JETP seperti pensiun dini pembangkit listrik, pengembangan EBT dan peningkatan nilai rantai serta kebijakan kunci yang akan mempercepat implementasi program ini," paparnya.
![]() Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat melakukan kunjungan ke Amerika Serikat untuk bertemu United States Special Presidential Envoy for Climate H.E John Kerry. (Tangkapan Layar Youtube @luhut.pandjaitan) |
Selain itu, pemerintah juga mengupayakan percepatan transisi seperti melalui penyebaran jalur transmisi dan jaringan, percepatan pengembangan EBT (baseload dan VRE) dan peningkatan nilai rantai EBT (manufaktur EBT di Indonesia).
"Ini adalah jalan yang akan kami tempuh untuk segera mewujudkan berbagai target yang telah ditentukan secara bertahap, bertingkat dan berlanjut," ujarnya.
Dirinya pun optimistis kunjungan kerja ke AS kali ini bisa mewujudkan percepatan emisi karbon di Tanah Air.
"Saya punya harapan besar bahwa kedatangan kami ke Amerika kali ini mampu merealisasikan akselerasi penyusutan emisi karbon di Indonesia sekaligus menyelaraskan pertumbuhan dan keberlanjutan ekonomi negeri ini," ucapnya.
Dia mengatakan, Indonesia sebagai negara berkembang memiliki potensi untuk menjadi contoh bagi negara lain dalam mencapai ekonomi yang berkelanjutan, dengan emisi rendah di tengah krisis iklim yang sedang terjadi.
Dengan populasi lebih dari 280 juta jiwa dan sebagai perekonomian terbesar di Asia Tenggara, Indonesia terus berusaha meningkatkan kesejahteraan penduduk melalui industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Meskipun seringkali industrialisasi diikuti dengan kenaikan emisi, negeri ini punya sumber daya yang cukup untuk menunjang pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan juga berperan penting dalam dekarbonisasi global," ucapnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Kena Ghosting Biden Cs, Rp 300 Triliun Banyakan Utang!
