Utang Tommy Soeharto ke Negara Tembus Rp2,61 T, Kok Bisa?

Redaksi, CNBC Indonesia
Kamis, 13/04/2023 14:45 WIB
Foto: Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto membangun lapangan golf di atas lahan seluas 120 Hektar di kawasan Sentul, Babakanmadang, Kabupaten Bogor. (M. Sholihin/detikcom)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, hingga saat ini belum menyelesaikan tagihan utang sebesar Rp 2,61 triliun atas Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang diterima sekitar 20 tahun yang lalu.

Maka dari itu Satuan Tugas BLBI kembali memanggil Tommy secara terbuka selaku komisaris PT Timor Putra Nasional (TPN) dan Direktur di PT TPN, Ronny Hendrarto Ronowicaksono.


"Mengingat pentingnya pertemuan ini, agar Saudara hadir secara langsung," tulis pengumuman yang ditandatangani oleh Ketua Satgas BLBI Rionald Silaban.

Lalu bagaimana perjalanan utang Tommy ke negara?

Satgas BLBI sejak tahun lalu gencar memanggil banyak obligor/debitur terkait piutang BLBI yang belum dibayarkan. Dari nama yang dirilis salah satunya ada anak Presiden ke-2 Soeharto tersebut.

Dari data Satgas BLBI, Tommy tercatat memiliki utang sejumlah Rp 2,61 triliun setelah ditambahkan biaya administrasi pengurusan piutang negara sebesar 10%. Piutang ini sesuai PJPN-375/PUPNC.10.05/2009 tanggal 24 Juni 2009.

Adapun utang Tommy ini berasal dari pinjaman yang diberikan pemerintah pada krisis keuangan tahun 1997-1998 lalu yang belum dibayar hingga saat ini. Pinjaman diberikan pemerintah melalui PT Timor Putra Nasional (TPN) yang saat itu Tommy beserta rekannya Ronny Hendrato tercatat sebagai pengurus.

Pemanggilan Tommy dan Ronny dilakukan satgas BLBI pertama kalinya pada 26 Agustus 2021. Namun yang hadir hanya Ronny, sedangkan Tommy memilih absen.

Setelah beberapa kali melakukan diskusi, akhirnya pemerintah melakukan penyitaan aset yang sudah dijaminkan oleh PT TPN untuk pembayaran utangnya dan kemudian dilelang. Sayang aset yang dilelang tersebut tak kunjung laku hingga sekarang.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bayar Utang Lancar, Kenapa Ekonomi RI Dibilang Rawan?