
Simak! Sederet Untung-Rugi Buat Indonesia Saat Buang Dolar

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia secara bertahap dan pasti, terus berkomitmen mengurangi ketergantungan transaksi internasional menggunakan dolar Amerika Serikat (AS).
Aksi buang dolar yang dilakukan Indonesia dilakukan melalui kerja sama dengan negara bilateral, menggunakan skema perjanjian bilateral currency swap arrangement (BCSA), local currency settlement (LCS), maupun dengan local currency transaction (LCT).
Untuk diketahui, Indonesia telah melakukan kerjasama BCSA dengan Korea Selatan, China, Australia, Singapura, dan Malaysia.
Adanya perjanjian kerjasama BCSA ini, maka setiap transaksi perdagangan dan investasi yang dilakukan kedua negara, dapat menggunakan mata uang lokal masing-masing.
Sementara kerjasama LCS, BI telah melakukan kerjasama dengan otoritas setempat negara Malaysia, Thailand, China, dan Thailand.
Local currency settlement (LCS) adalah penyelesaian transaksi bilateral antara dua negara yang dilakukan dalam mata uang masing-masing negara di mana setelmen transaksinya dilakukan di dalam yurisdiksi wilayah negara masing-masing.
Transaksi LCS kerap digunakan oleh para eksportir maupun importir dalam melakukan kerjasama dengan mitra usahanya.
Sementara untuk local currency transaction (LCT), adalah transaksi yang memudahkan masyarakat untuk bisa berbelanja di negara tujuan menggunakan mata uang lokal, dalam hal ini rupiah. Artinya transaksi ini lebih kepada untuk transaksi ritel.
Bank Sentral dari empat negara ASEAN, yaitu Bank Indonesia (BI), Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT), sudah sepakat bekerjasama dalam mewujudkan dan mendukung pembayaran yang lebih cepat, murah, transparan, dan inklusif.
Salah satu perwujudan LCT adalah dengan mengimplementasikan QRIS antarnegara. QRIS antarnegara adalah sistem pembayaran lintas negara (cross-border payment) berbasis kode QR yang dapat digunakan untuk transaksi lintas negara.
Dengan QRIS antarnegara, transaksi antar negara tidak perlu lagi mengkonversi atau menukarkan mata uang lagi saat berbelanja di negara yang dikunjunginya, cukup dengan memindai kode QR.
Kepala Ekonom BCA David Sumual menjelaskan, adanya kerjasama transaksi mata uang lokal, memudahkan masyarakat melakukan transaksi saat memiliki kebutuhan di luar negeri.
Misalnya untuk pengusaha yang biasa melakukan ekspor-impor, mereka bisa melakukan transaksi dengan mitra dagang atau investasinya dengan langsung menggunakan mata uang lokal masing-masing negara.
"Mereka tidak perlu lagi menukar uang dengan dolar AS, yang mungkin selisih kursnya bisa lebih tinggi. Sehingga transaksi lebih murah dan efisien," jelas David kepada CNBC Indonesia, Kamis (6/4/2023).
Sementara untuk transaksi ritel atau LCT, dapat memudahkan masyarakat yang hendak melakukan pariwisata ke negara tujuan, sehingga tidak perlu repot-repot membawa uang dalam jumlah besar dalam mata uang dolar atau negara setempat, karena mereka bisa menggunakan transaksi dengan mata uang rupiah.
Apalagi negara bilateral yang melakukan kerjasama transaksi LCT telah menyediakan QR Code, sehingga memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi.
"Sehingga transaksi bisa lebih cepat dan instan. Dengan kerja sama ini, kebutuhan Indonesia akan dolar AS juga bisa menurun," tutur David lagi.
Sementara untuk kerugian transaksi buang dolar, kata David lebih kepada persoalan teknis saja. Karena transaksi bilateral saat ini dimudahkan dengan aplikasi digital, maka kemungkinan transaksi bisa terganggu jika suatu waktu gadget atau gawai yang digunakan untuk transaksi tidak memiliki daya atau habis baterai.
Kemungkinan lainnya, saat melakukan transaksi, jaringan internet tidak tersedia sehingga transaksi bisa terhambat. Saat jaringan internet mati, layanan bank pun bisa terputus.
"Perbaikannya bisa seharian. Jadi, jika membutuhkan kecepatan dalam transaksi, adanya hal-hal teknis ini dapat mengganggu kerja sama pihak-pihak yang terkait," jelas David.
Senada juga diungkapkan oleh Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto. Menurut dia, transaksi buang dolar antar negara, dapat memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi di luar negeri. Hal ini pada gilirannya akan mendorong kunjungan wisata ke tanah air.
(cap/cap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sstt..Ternyata Indonesia Sudah 'Buang Dolar' Sejak 2018!
